Terdengar suara keras antara kayu dengan kayu seperti alu bertemu dengan lesungnya. Sungguh menarik perhatianku. Ada apakah gerangan ? Ditengah orang-orang sibuk mempersiapkan acara demo masak, suara tersebut terdengar berirama dengan konstannya.
Ternyata seorang wanita setengah baya sedang mengerjakan sesuatu. Akupun datang menghampirinya.
" Bula " sapaku
" Bula, Vinaka " jawaban sang ibu dengan sopannya tapi terus serius dengan pekerjaannya.
" Sebentar Ibu. Inikah yang namanya kulit Mulberry ? " tanyaku spontan.
" Iya, Kok tahu, bapak ! " ujarnya.
" Saya tahu setelah melihat rendaman kulit di dalam sebuah loyang besi dan lihat selembar kain tapa yang sedang dijemur " jelasku.
" Bapak benar " ucapnya lagi.
" Ibu darimana ? " tanyaku kemudian.
" Vatulele Island " jawabnya
" Vatulele ! Wow pulau yang indah. Apakah di sana banyak tanaman Mulberry ? "
" Kami menanamnya secara turun temurun. " terangnya.
Kemudian aku pergi melihat hasil tapa yang dikerjakannya. Ada yang ukurannya besar dan kecil. Seorang pria menjelaskan kepadaku. Ukuran kecil dihargai FJD 70 dan ukuran besar bernilai FJD 150. Itupun masih bisa ditawar. Ternyata sudah 6 buah kain tapa besar yang laku terjual. Lumayan buat pulang ke Vatulele kata pria tersebut yang ternyata masih anak kandung ibu tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H