Mohon tunggu...
Cecev Handoyo
Cecev Handoyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen Journalism

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Permainan Timnas Indonesia Masih Up and Down, Belum Ada Sebuah Identitas Karakter Taktikal yang Jelas

23 Maret 2024   22:27 Diperbarui: 23 Maret 2024   23:01 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun berhasil mengalahkan Vietnam 1-0 di GBK, namun tidak dapat dipungkiri bahwa permainan Timnas Indonesia masih mengalami up and down.

Salah satu aspek yang terlihat nyata adalah belum ada sebuah identitas karakter taktikal yang jelas yang diterapkan Timnas Indonesia.

Meskipun telah melalui berbagai pertandingan dan pelatihan, namun hingga saat ini belum tampak sebuah pola permainan yang konsisten dan jelas dari Timnas Indonesia.

Berikut ini analisis dari pengamat sepakbola Tommy Welly (Bung Towel), setelah melihat hasil pertandingan Timnas Indonesia melawan Vietnam dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, 21 Maret 2024 yang lalu.

Kualitas Jay Idzes dan Rizki Ridho

Jay Idzes dan Rizki Ridho adalah dua pemain yang menarik perhatian dalam pertandingan tersebut.

Debut Jay Idzes menunjukkan potensi yang cerah, sementara penampilan Rizki Ridho di posisi center back menunjukkan ketangguhan dan kepemimpinan di lapangan.

Menurut perspektif sepakbola, penampilan Jay Idzes dianggap positif, terutama karena ini adalah debutnya dan ia berhasil menunjukkan adaptasi yang baik.

Alasannya dianggap baik adalah karena ini merupakan pertandingan pertamanya bersama tim nasional.

Rizki Ridho juga mendapat penilaian yang baik karena berhasil bermain solid di posisi center back dan juga berperan sebagai kapten.

Namun, ini bukanlah hal yang mudah bagi Rizki Ridho. Meskipun demikian, menurut Bung Towel, keduanya telah menunjukkan penampilan yang baik selama ini.

Tantangan di Babak Pertama

Meskipun ada pemain yang menonjol, Timnas Indonesia masih menghadapi tantangan besar terutama di babak pertama.

Kurangnya penguasaan bola dan tekanan dari lawan membuat permainan timnas terlihat kurang stabil dan kurang agresif.

Pertandingan di babak pertama tidak berjalan lancar, karena menurut Bung Towel, pilihan starting lineup yang digunakan pada babak pertama tidak tepat.

Dalam 25 menit awal, skuad Garuda mengalami kesulitan dalam mempertahankan penguasaan bola, dan seringkali terpaksa bermain di area pertahanan sendiri.

Tembakan yang mencapai target baru terjadi pada menit ke-29, yang menurut Bung Towel menunjukkan bahwa komposisi tim pada babak pertama kurang optimal.

Secara keseluruhan, permainan pada babak pertama dinilai buruk. Namun, untungnya, terdapat peningkatan dalam permainan pada babak kedua.

Keputusan Menurunkan Hokky Caraka

Hokky Caraka adalah salah satu pemain muda berbakat yang masih perlu pengalaman lebih dalam pertandingan internasional.

Perlu dicatat bahwa bermain di level kualifikasi Piala Dunia melawan tim sekelas Vietnam adalah tantangan yang berat, terutama bagi pemain muda yang masih berkembang.

Hokky Caraka adalah pemain muda yang memiliki potensi besar sebagai seorang striker, namun untuk tampil dalam pertandingan seperti yang terjadi dalam kualifikasi Piala Dunia melawan Vietnam kemarin, ia belum siap untuk itu.

Alasannya adalah karena ia membutuhkan pengalaman bermain di level yang lebih tinggi, terutama menghadapi lawan sekuat Vietnam.

Karena masih berusia di bawah 20 tahun, meskipun ia memiliki potensi yang besar, namun ini juga menunjukkan bahwa diperlukan kebijaksanaan dalam menentukan kesiapan seorang pemain.

Ada Indikasi Favoritisme

Keputusan pelatih Shin Tae-yong sering menjadi pertanyaan, terutama dalam menurunkan pemain.

Perbandingan antara pemain seperti Hokky Caraka dan pemain lainnya menunjukkan adanya pertanyaan tentang favoritisme dan strategi pelatih dalam membangun timnas.

Pelatih harusnya menunjukkan kebijaksanaannya dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk memainkan pemain-pemain tertentu.

Meskipun dalam jumpa pers setelah pertandingan, Shin Tae-yong tidak dapat memberikan penjelasan yang jelas mengenai alasan memainkan Hokky Caraka.

Ada indikasi favoritisme terhadap Hokky dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan pemain lain seperti Indra Safri yang lebih mengunggulkan Ramadhan Sananta daripada Hokky.

Namun, ini juga menjadi bahan perdebatan apakah keputusan tersebut didasarkan pada faktor kualitas dan pengalaman.

Meskipun Hokky memiliki potensi yang besar, perlu dipertimbangkan kapan waktu yang tepat bagi dia untuk bermain di level tertentu.

Selain itu, terdapat beberapa keputusan yang menuai kritik, seperti penggunaan formasi tim dan rotasi pemain.

Babak pertama pertandingan tersebut dinilai buruk, terutama karena tim kesulitan dalam menguasai bola dan tidak mampu menunjukkan permainan yang progresif.

Namun, permainan membaik pada babak kedua, yang menunjukkan adanya perubahan taktik yang diambil oleh pelatih.

Meskipun demikian, masih ada kebutuhan untuk menetapkan identitas karakter taktikal yang jelas bagi Timnas Indonesia.

Pertandingan di Hanoi, 26 Maret 2024 nanti pasti akan lebih berat, dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi Timnas Indonesia.

Meskipun ada tambahan kekuatan dari beberapa pemain, seperti Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen.

Tetapi masih menjadi pertanyaan apakah Shin Tae-yong akan mengambil langkah yang lebih agresif dalam pertandingan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa masih ada tanda tanya dalam hal strategi taktikal yang akan diambil oleh pelatih.

Hasil Kerja Cerdas PSSI atau Shin Tae-yong

Di balik performa timnas, ada upaya besar dari PSSI untuk meningkatkan kualitas tim.

Namun, kritik terhadap manajemen, termasuk proses naturalisasi pemain, menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar yang perlu diatasi dalam pengelolaan Timnas Indonesia.

Oleh karena itu, jika kita ingin mengajukan pertanyaan kritis, apakah ini merupakan hasil dari kerja cerdas dalam melatih Shin Tae-yong atau sebenarnya hasil dari kerja cerdas PSSI, khususnya peran ketua umum PSSI dalam konteks proses naturalisasi beserta timnya.

Memang betul bahwa tidak semua yang terlibat di dalamnya turut serta dalam mengurus hal ini.

Timnya ketua umum PSSI, Erick Thohir, yang bertanggung jawab menyelesaikan semua proses naturalisasi sehingga prosesnya sangat luar biasa.

Proses ini bahkan melibatkan upaya pada tengah malam di hari libur nasional, dengan masalah yang harus diselesaikan seperti KTP, ini komitmen yang luar biasa untuk mendukung Shin Tae-yong.

Sekarang, yang perlu dipertanyakan adalah apakah ada kebijaksanaan taktis dan kecerdasan dalam hal ini yang dapat dinilai dari segi sepakbola.

Itulah sebabnya mengapa Jay Idzes diakui sebagai pemain yang bagus, tetapi kita harus diingat bahwa ini hanya satu pertandingan.

Kita tidak boleh menilai pemain bola dengan cara yang tidak adil, seperti yang terjadi pada Jordi Amat sebelumnya.

Fokusnya seharusnya pada bagaimana para pemain itu bermain dalam suatu rancangan tim.

Jika rancangannya tidak konsisten dan tidak jelas, maka itulah yang seharusnya dikritisi.

PSSI telah melakukan upaya yang signifikan, seperti penggunaan pesawat charter untuk perjalanan, tetapi komentar-komentar seperti keluhan tentang ketidaknyamanan baju latihan sebaiknya lebih disampaikan secara langsung ke pihak terkait daripada melalui media publik.

Meskipun akhirnya diklarifikasi sebagai saran, tetapi hal tersebut telah menjadi sorotan publik.

Ini berarti PSSI akan berada dalam posisi yang sulit akibat pernyataan Shin Tae-yong terhadap klien dan mitranya.

Dalam rangka meraih kesuksesan di tingkat internasional, Timnas Indonesia perlu membangun identitas permainan yang jelas dan konsisten.

Evaluasi terhadap permainan, keputusan pelatih, dan manajemen tim menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Pertandingan melawan Vietnam di GBK kemarin menghadirkan banyak pembelajaran bagi Timnas Indonesia, diharapkan pada pertandingan di Hanoi nanti kualitasnya bisa meningkat.

Source: YouTube NALAR TV INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun