Permainan yang kurang konsisten, terutama pada babak pertama, menjadi sorotan utama.
Ronny Pangemanan menambahkan bahwa tekanan tinggi yang diberikan oleh Vietnam membuat sulit bagi Indonesia untuk berkembang dalam permainan.
Shin Tae-yong juga tidak luput menjadi sorotan dalam pengamatannya.
Perubahan starting eleven yang dilakukan oleh pelatih asal Korea Selatan di babak pertama dianggap cukup mengejutkan, terutama dengan kehadiran pemain seperti Hokky Caraka dan Witan Sulaiman secara bersamaan.
Kehadiran Hokky di posisi depan tentu saja menjadi kejutan bagi sebagian orang yang mungkin mengira bahwa pemain seperti Ramadhan Sananta atau Dimas Drajad yang akan dipilih.
Hokky dan Witan langsung dimainkan bersama-sama, sementara Nathan Tjoe juga membuat debutnya dari posisi kiri, bukan Pratama Arhan yang baru masuk di babak kedua.
Ini merupakan sebuah hal yang mengejutkan, terutama karena Sandy Walsh tidak dimainkan di babak kedua karena Yakob lebih dulu dipilih.
Hal ini menunjukkan bahwa Shin Tae-yong tidak memiliki strategi yang konsisten dari pertandingan ke pertandingan, dengan selalu mengubah susunan pemain.
Tidak ada satu tim inti yang konsisten, yang membuat sulit untuk menemukan kombinasi pemain yang optimal.
Jika masih terus mencoba-coba seperti ini, sulit untuk menjamin kesuksesan Timnas Indonesia.
Untungnya, Vietnam tidak berhasil mencetak gol di babak pertama. Jika Vietnam berhasil mencetak gol, maka ceritanya akan berbeda, dan kemungkinan besar Indonesia  yang akan kalah.