Junior sendiri telah menanggapi insiden tersebut melalui media sosial. Dia mengekspresikan harapannya bahwa UEFA akan memberlakukan sanksi yang tepat terhadap pelaku.
Video yang beredar menunjukkan beberapa pendukung Atletico terlibat dalam nyanyian rasis yang menyebut Vinicius sebagai "simpanse".
Sayangnya, ini bukanlah insiden pertama kali bagi Vinicius. Sebelumnya, dia telah menjadi korban pelecehan rasis oleh penggemar beberapa klub lain di LaLiga, termasuk Valencia dan Sevilla.
Bahkan, presiden LaLiga sendiri, Javier Tebas, telah meminta maaf atas komentar yang mengimplikasikan bahwa Vinicius telah "dimanipulasi" ketika menyuarakan pengalamannya dengan rasisme di Spanyol.
Tebas juga telah menyatakan keyakinannya bahwa rasisme bisa dihapuskan dari kompetisi dalam waktu enam bulan jika ada kerangka hukum yang tepat.
Dia menekankan bahwa LaLiga ingin melawan perilaku tidak dapat ditoleransi, seperti rasisme dan homofobia.
Selain itu, presiden FIFA, Gianni Infantino, telah menyerukan langkah-langkah baru dan lebih ketat di seluruh dunia untuk mengatasi masalah rasisme dalam sepak bola.
Dia menekankan pentingnya untuk bertindak tegas terhadap perilaku rasis, bahkan dengan membatalkan pertandingan jika perlu.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa dunia sepak bola sedang berusaha keras untuk mengatasi masalah rasisme.
Dengan kerja sama antara liga, federasi, dan otoritas hukum, diharapkan bahwa sepak bola dapat menjadi tempat yang lebih inklusif dan bebas dari diskriminasi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H