Dokter gadungan hampir membuat Ernando Ari harus mengakhiri kariernya di dunia sepak bola Indonesia.
Ernando Ari, penjaga gawang Timnas Indonesia mengalami perjuangan dan risiko yang tidak terlihat oleh banyak orang.
Simaklah bagaimana ulah dokter gadungan hampir merampas karier gemilang seorang Ernando Ari di artikel ini.
Pertandingan melawan Vietnam semalam menjadi sorotan utama, terutama bagi Ernando Ari, salah satu pahlawan terpenting Indonesia dalam kemenangan tersebut.
Namun, hanya sedikit yang mengetahui bahwa Ernando hampir saja mengakhiri kariernya empat tahun yang lalu.
Begini kisahnya seperti dilansir dari Instgaram @nusantara.ballers.
Kisah Cedera Ernando Ari
Semua bermula saat Ernando mengalami cedera parah pada bahunya saat pemusatan latihan Timnas U19.
Meskipun disarankan untuk istirahat, kondisi bahunya tetap tidak membaik.
Setelah periode istirahat yang panjang akibat pandemi Covid-19, Ernando pulang ke klubnya, Persebaya, dan kondisi bahunya mulai membaik.
Namun, kejutan menimpa saat Ernando mengalami cedera kembali di timnas.
Kondisi Memburuk dan Keputusan Penting
Ternyata, kondisi bahu Ernando Ari semakin memburuk. Pelatih timnas Shin Tae-yong (STY) yang khawatir dan marah, memerintahkan Ernando untuk menjalani operasi dengan segera.
Tindakan cepat STY menjadi langkah krusial untuk melindungi masa depan pemain berbakat ini dan menghindarkan dari pensiun dini.
Kebohongan Terungkap
Namun, kisah ini mulai terbuka ketika terungkap bahwa dokter tim, Elwizan Aminudin, yang memberikan saran kepada Ernando Ari sebelumnya, adalah seorang dokter gadungan.
Ijazah palsu dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh yang digunakan membingungkan banyak pihak.
Kenapa dokter seperti ini bisa diterima di Liga 1 dan Timnas Indonesia? Kebohongan dokter ini juga merugikan beberapa pemain lain seperti Jack Brown dan Saddam Gaffar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI