Mohon tunggu...
Cecep Saepuloh
Cecep Saepuloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya cecep saepuloh saya mahasiswa dari Universitas Teknologi Digital Bandung, saya lahir pada tanggal 26 juli 2002, alamat kp cipeusing rt 04/03, Desa Kertawangi, Kecamatann Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Budaya Organisasi dan Self Efficacy terhadap Kinerja Karyawan

21 Mei 2024   14:18 Diperbarui: 21 Mei 2024   14:58 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Budaya Organisasi

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut susanto dalam (Muhamad Rafi Fadilah 2018) budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (Values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Peran yang sangat penting dalam meningkatkan efektivitas kinerja organisasi, terutama kinerja pegawai dalam jangka waktu yang berbeda, dimiliki oleh budaya organisasi. Budaya organisasi berfungsi sebagai instrumen untuk mengarahkan arah organisasi, mengatur kebijakan tentang tindakan yang diperbolehkan dan yang tidak, menentukan cara alokasi sumber daya organisasi, serta sebagai sarana untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dari lingkungan organisasi.Menurut Fahmi (2017), budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorng untuk meningkatkan kalitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. budaya organisasi mewakili sistemkepercayaan tak berwujud dan tak diragukan lagiyang membenarkan bagaimana organisasiberperilaku menurut  Sengottuvel dan Aktharsha dalam Eko Budi Santosoe (2016). Menurut Edison, dkk dalam Alfato Yusnar Kharismasyah, dkk (2023) budaya organisasi merupakan hasil proses melebur gaya budaya dan atau perilaku tiap individu yang dibawa sebelumnya ke dalam sebuah norma - norma dan filosofi yang baru, yang memiliki energi serta kebanggaan kelompok dalam menghadapi suatu dan tujuan tertentu. Indikator budaya organisasi menurut Denison and Mishra dalam Alfato Yusnar Kharismasyah, dkk (2023) adalah sebagai berikut:

  • Misi
  • Konsistensi
  • Adaptabilitas,
  • Pelibatan.

Budaya organisasi didalamnya terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang perorang didalam perusahaan. Budayaorganisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidal tampak, yang dapatmenggerakkan orang-orang dalam suatu perusahaan untuk melakukan aktivitas kerja. Setiap hari karyawan di perusahaan mempelajari budaya yang berlaku, apalagi bila karyawan sebagai orang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja maka berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk , apa yang benar dan apa yang salah , dan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Budaya organisasi mensosialisasikan danmenginternalisasi pada karyawan di perusahaan. Salah satu peran dari budaya organisasiadalah memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkanefektivitas kerja perusahaan, terutama pada kinerja karyawan dalam jangka pendekmaupun jangka panjang. Budaya organisasi juga mempunyai peran dalam menentukanarah perusahaan yaitu dengan mengarahkan apa yang boleh dilakukan(Sri Wahyu lelly Hanna setyanti dkk 2022)

2.1.2 Fungsi Budaya Organisasi

            Menurut robbins dalam Edy Sutrisno (2018). Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:

  • Budaya mempunyai suatu peran pembeda.
  • Budaya organisasi membawa suatu rasa indentitas bagi anggota anggota organisasi.
  • Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
  • Budaya organisasi itu meningkatkan kemantaoan sistem sosial.

Budaya yang kuat meletakkan kepercayaan kepercayaan, tingkah laku, dan cara melakukan suatu, tanpa perlu dipertanyakan lagi. Oleh karena itu, berakar dalam tradisi, budaya organisasi, mencerminkan apa yang dilakukan, dan bukan apa yang akan berlaku. Dengan demikian fungsi organisasi adalah perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.

2.1.3 Karakteristik Budaya Organisasi

Dari berbagai konsep budaya organisasi, ditemukan sebuah uraian. Budaya organisasi sebagai suatu pola dan model yang terdiri atas kepercayaan, dan nilai-nilai yang memberikan arti bagi anggota suatu organisasi dan aturan bagi anggota untuk berperilaku di organisasi. Menurut Davis setiap organisasi memiliki makna tersendiri terhadap kata budaya itu sendiri, antara lain identitas, ideologi, etos, pola eksistensi, aturan, pusat kepentingan, filosofi tujuan, spirit, sumber informasi, gaya, visi, dan cara. Menurut Robbins dalam Edy Sutrisno (2018) ada tujuh karakteristik budaya organisasi, sebagai berikut:

  • Inovasi dan keberanian mengambil resiko (inovation and risk taking), sejauh mana para karyawan didorong untuk inovasi dan pengambilan resiko.
  • Perhatian terhadap detail (attention to detail), sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan posisi kecermatan, analisis, dan perhatian pada perincian.
  • Berorientasi kepada hasil (outcome orientation), sejauh mana manajemen memfokus pada hasil, bukan pada teknis dan proses dalam mencapai hasil itu.
  • Berorientasi kepada manusia (people orientation), sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil pada orang- orang dalam organisasi itu.
  • Berorientasi tim (tim orientation), sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim bukan individu.
  • Agresif (aggressiveness), sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif, bukannya suatu santai-santai.
  • Stabil (stability), sejauh mana keinginan organisasi menekankan diterapkannya status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Sehubungan dengan karakteristik tersebut, setiap karakteristik tersebut bergerak pada suatu tingkatan dari rendah ke tinggi. Dengan menilai organisasi berdasarkan tujuh karakteristik ini akan memperoleh gambaran budaya organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun