Di sebelah Barat kau semakin terdesak, hingga tak lagi mampu menggeliat. Dikepung pembangunan gedung-gedung bertingkat yang menjulang hebat. Membuatmu perlahan mati sekarat.
Di sebelah Selatan kau pun semakin terhimpit. Terjepit kemajuan zaman yang semakin melejit. Membuatmu berteriak menjerit menahan segala rasa sakit. Ditusuk-tusuk pedang kekuasaan dan keserakahan para elit berduit. Â
Tak ada lagi senyum kebahagiaan yang bisa kulihat. Di wajahmu yang kian memucat. Yang tertinggal hanyalah sisa-sisa kegetiran yang semakin mencuat.
Kini harapan kugantungkan pada pundakmu di sebelah Timur dan Utara. Yang masih mampu bertahan menyisakan sekeranjang asa. Menghijau, lalu perlahan menguning, menyisakan senyuman di hati dan jiwa rakyat jelata.
Kini hanya air mata yang bisa kuberikan untukmu. Yang masih mampu bertahan di tengah getirnya kegelisahan. Lalu masih layakkah kau kusebut Kota Lumbung Padi yang dulu kubanggakan?
#CG @Karawang, 01-04-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H