Sang mentari menguasai hari sejak tadi pagi. Teriknya perlahan menyengat kuat bagai sengatan tawon menusuk kulit ari. Dengan pongah ia pun tertawa mendeklarasikan diri sebagai penguasa hari.
Sesaat ketika sang mentari berada di puncak kuasanya, perlahan hujan mulai merebut hari dari genggaman sang mentari. Dengan bantuan perangkap angin, akhirnya mentari takluk di bawah kekuasaan hujan yang rendah hati.
Mentari pun tertunduk malu. Tak ada seberkas pun cahayanya  yang mampu terus menerangi hari. Ia pun mulai menyadari, ternyata tak ada satu pun di dunia ini yang kekal abadi.
#CG @Karawang, 16-02-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H