Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Guruku, Masihkah Aku Layak Mendapatkan Cintamu?

9 Februari 2018   22:17 Diperbarui: 9 Februari 2018   22:37 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guruku...

Aku tahu semuanya telah terjadi. Tak ada lagi masa lalu yang bisa kuulangi. Tak ada waktu berlalu yang bisa kuputar lagi. Hanya penyesalan yang kini tersisa di dalam hati.

Guruku...

Jauh di dalam lubuk hati terdalam, sebenarnya aku begitu mencintaimu. Kuat terpatri di relung jiwa terdalam, aku begitu menghargaimu. Sejujurnya, aku pun sangat mengagumimu.

Guruku...

Aku tahu, kini kau tak lagi bisa membelai dan membisikkan Kalam Tuhan di perut istrimu, yang sedang mengandung buah cintamu. Aku tahu, kini kau tak lagi mampu memberikan cinta dan kasih sayang untuk istri dan keluargamu.

Guruku...

Aku tahu ratusan jiwa murid kini tak lagi bisa mendapatkan sentuhan senimu. Aku pun tahu kini ribuan bahkan jutaan pasang telinga tak lagi bisa mendengarkan alunan indah biolamu. Itu semua karena ulah kedua tanganku, yang telah mengambil satu-satunya nyawamu.

Guruku...

Ku akui, itu semua karena perilaku salah yang kubiarkan terus mendarah, hingga membuat hatiku tak lagi mampu menahan amarah. Ku yakin, itu semua karena hilap yang tak pernah ku lap, hingga membuat jiwaku hitam dan gelap.

Guruku...

Aku tak ingin menyalahkan siapapun. Aku tak ingin pula menuduh siapapun, atas segala kebobrokan moralku. Aku tak ingin menyalahkan pola asuh ayah ibuku. Aku tak ingin menghujat sistem pendidikan negaraku. Apalagi aku tak ingin menyalahkan cara mendidikmu.

Guruku...

Itu semua karena diriku. Itu semua semata-mata karena lemahnya akhlak dan imanku. Biar saja ku serahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Tahu.

Tapi guruku...

Masihkah ku berhak mendapatkan pemberian maaf darimu? Masihkah ku layak mendapatkan ampunan dari Tuhanku? Masihkah ku berhak tuk melanjutkan hidupku? Masihkah kuberhak menggapai masa depanku? Yang masih panjang terbentang di depanku. Dan masihkah ku berhak mendapatkan kembali cinta darimu? Yang terlepas dari genggamanku.

#CG @Karawang, 09-01-2018

*Dramatisasi perasaan, penyesalan dan harapan murid yang diduga penyebab meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru Kesenian SMAN 1 Torju Kab. Sampang.

Sumber: 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun