Guruku...
Aku tahu semuanya telah terjadi. Tak ada lagi masa lalu yang bisa kuulangi. Tak ada waktu berlalu yang bisa kuputar lagi. Hanya penyesalan yang kini tersisa di dalam hati.
Guruku...
Jauh di dalam lubuk hati terdalam, sebenarnya aku begitu mencintaimu. Kuat terpatri di relung jiwa terdalam, aku begitu menghargaimu. Sejujurnya, aku pun sangat mengagumimu.
Guruku...
Aku tahu, kini kau tak lagi bisa membelai dan membisikkan Kalam Tuhan di perut istrimu, yang sedang mengandung buah cintamu. Aku tahu, kini kau tak lagi mampu memberikan cinta dan kasih sayang untuk istri dan keluargamu.
Guruku...
Aku tahu ratusan jiwa murid kini tak lagi bisa mendapatkan sentuhan senimu. Aku pun tahu kini ribuan bahkan jutaan pasang telinga tak lagi bisa mendengarkan alunan indah biolamu. Itu semua karena ulah kedua tanganku, yang telah mengambil satu-satunya nyawamu.
Guruku...
Ku akui, itu semua karena perilaku salah yang kubiarkan terus mendarah, hingga membuat hatiku tak lagi mampu menahan amarah. Ku yakin, itu semua karena hilap yang tak pernah ku lap, hingga membuat jiwaku hitam dan gelap.
Guruku...
Aku tak ingin menyalahkan siapapun. Aku tak ingin pula menuduh siapapun, atas segala kebobrokan moralku. Aku tak ingin menyalahkan pola asuh ayah ibuku. Aku tak ingin menghujat sistem pendidikan negaraku. Apalagi aku tak ingin menyalahkan cara mendidikmu.
Guruku...
Itu semua karena diriku. Itu semua semata-mata karena lemahnya akhlak dan imanku. Biar saja ku serahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Tahu.
Tapi guruku...
Masihkah ku berhak mendapatkan pemberian maaf darimu? Masihkah ku layak mendapatkan ampunan dari Tuhanku? Masihkah ku berhak tuk melanjutkan hidupku? Masihkah kuberhak menggapai masa depanku? Yang masih panjang terbentang di depanku. Dan masihkah ku berhak mendapatkan kembali cinta darimu? Yang terlepas dari genggamanku.
#CG @Karawang, 09-01-2018
*Dramatisasi perasaan, penyesalan dan harapan murid yang diduga penyebab meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru Kesenian SMAN 1 Torju Kab. Sampang.
Sumber:Â 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H