Kukibarkan bendera setengah tiang di hatiku. Sebagai doa dan ungkapan rasa sedihku, atas kepergianmu yang tak pernah sedikitpun terlintas dalam mimpiku.
Dulu, senyummu masih bisa kulihat merekah di bibirmu. Waktu itu, canda tawamu masih bisa kupandang menghiasi wajahmu. Saat itu, alunan syahdu biolamu masih bisa kunikmati, menari bersama liukan indah tanganmu.
Tapi kini, semuanya tinggal kenangan, hilang tak berbekas disapu takdir-Mu. Hanya buliran-buliran air mata yang terus keluar dari kelopak mataku, membasahi kedua tebing pipiku . Hanya kesedihan yang kini masih tersisa di hatiku. Hanya kepiluan yang terus mencabik-cabik jiwaku.
Kukibarkan bendera setengah tiang di hatiku. Untukmu sahabatku, untukmu guru kehidupanku.
#CG @Karawang, 05-02-2018
*Tribute to:Sahabat dan guru kehidupanku, Pak Budi (Ahmad Budi Cahyono), seorang guru SMAN 1 Torju Kab. Sampang, yang diduga meninggal dianiaya oleh salah seorang muridnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H