Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepenggal Ucap yang Tertinggal di Masa Lalu

19 Januari 2018   18:30 Diperbarui: 19 Januari 2018   18:43 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat potongan cerita masa lalu. Yang membuat hati terasa pilu. Pikiran pun menjadi tak menentu. Karena ada alur cerita yang kadang mengganggu.

Air mata tak sempat kuusap. Jeritan hati pun tak mampu kututupi. Hingga mulutku kaku membisu dan bibirku pun terasa kelu. Ada sepenggal ucap yang tertinggal di masa lalu, yang tak sempat kuseru.

Sepenggal ucap itu kini sering kali mengganggu. Yaitu ucapan terima kasih yang tertinggal di masa lalu. Yang tak sempat terucap karena bibir terasa dipaku.

Tapi andai saja dulu kau tak seperti itu, mungkin sekarang jiwaku takkan sekuat batu, hatiku pun takkan selembut salju.

Terima kasih ingin kusampaikan padamu. Masa laluku.

#CG @Karawang, 19-01-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun