Kesedihan hati kadang tak bisa lagi membuat mataku meneteskan air mata. Kekecewaan jiwa kadang tak mampu lagi membuat mulutku berkata-kata. Â
Kutakut hatiku telah mati membeku. Hingga tak mampu lagi merasakan sakitnya irisan sembilu. Kukhawatir jiwaku telah kaku membatu. Hingga tak mampu lagi merasakan nyerinya tembusan peluru. Â
Kini kuhanya bisa menangisi air mata, yang tak lagi bisa mewakili kesedihan. Kuhanya bisa meratapi air mata, yang tak lagi mampu menemani kekecewaan.
Aku jadi bertanya-tanya. Apakah hatiku memang telah kuat dengan segala cobaan yang kapan saja menyikat? Ataukah jiwaku sudah kuat dengan segala godaan yang selalu memikat?
Kuharap air mata masih bisa mewakili kebahagiaan. Kupinta air mata masih mau menemani kesenangan.
#CG @Sukabumi, 29-12-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H