Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggali Jejak Literasi Kabupaten Karawang

5 November 2017   10:23 Diperbarui: 5 November 2017   10:42 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin (04/11/2017) di salah satu WAG (WA Group) yang saya ikuti ada shared picture dari salah satu anggota yang membuat saya tercengang dan takjub sekaligus memompa rasa keingintahuan saya lebih dalam tentang gambar yang dibagikan tersebut. Gambar tersebut berhubungan dengan "information literacy" atau literasi informasi warga kabupaten Karawang Jawa Barat. Gambar tersebut adalah dua lembar bagian surat kabar atau koran "Sinar Krawang" yang tertanggal 24 Juli 1933. Surat ini terbitan beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka. Koran ini merupakan koran berbahasa Sunda dengan menggunakan tulisan ejaan lama.

Dengan munculnya gambar ini, naluri "wartawan' saya muncul. Lalu saya coba menggali informasi dari anggota WAG yang membagikan foto tersebut. Namun sayang, tidak banyak yang bisa saya gali lebih rinci tentang koran tersebut. Hanya ada beberapa informasi yang saya dapatkan dari anggota WAG lain, salah satunya dari Asep Sundapura, yaitu disebutkan bahwa kantornya berada di Dawuan (Pen: Desa Dawuan Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang) tahun 1933.  Selian itu ia menyebutkan bahwa yang mendirikannya adalah kakeknya teman dia. Kemudian juga disebutkan bahwa softcopy koran tersebut ada di Museum Fatahillah.

Belum puas dengan informasi tersebut, dengan berbekal gambar dua lembar bagian koran tersebut (lembaran muka/halaman 1 dan satu lembar bagian lain), saya mencoba mencari dan mengumpulkan informasinya lebih dalam melalui mesin pencari terbesar yaitu Google.  Namun sayang seribu sayang, jejak koran tersebut belum bisa saya temukan di Google. Yang saya temukan adalah informasi tentang surat kabar berbahasa Sunda lain, seperti Sora-Merdeka, Mingguan Soenda Soemanget, Sunda Padjajaran, Siliwangi, Pendawa, Masa Baroe, dan lain sebagainya (Sumber).  

Kemudian dengan membawa "kegagalan" pencarian informasi ini di Google, saya kembali memandangi isi foto lembaran koran tersebut. Ada beberapa hal menarik yang saya temukan di dalam koran tersebut yang ingin saya bagi. Yang pertama yang saya lihat di lembaran halaman pertama adalah judul atau nama koran tersebut, yaitu "Sinar Krawang". Dari judul ini, bisa dikatakan bahwa Kabupaten Karawang dahulu disebut atau ditulis dengan Krawang. Tentu saja saya berkeyakinan bahwa asal mula nama Karawang memang memiliki sejarah tersendiri. Mengenai sejarah asal mula Karawang ini lebih rinci saya ingin membahasnya pada artikel lain, bukan di sini.  Yang kedua adalah bahwa harga koran tersebut adalah 10 cent. Entah berapa harga koran ini jika dikonversi ke dalam nilai rupiah saat ini. Yang ketiga adalah koran ini berbahasa Sunda dengan tulisan ejaan lama.

Sementara itu, di bagian atas, selain tercantum tanggal terbitan dalam kalender masehi, juga tercantum tanggal dalam kalender Islam/Hijriah. Di sana tercantum 22 Moeloed 1864. Selain itu, juga disebutkan juga pengarang koran ini, yaitu Commissie Van Redactie dengan alamat "Redactie Djeung AdministratieDawoean-Postkantoor-Tjikampek". Terdapat pula tulisan "Directie S.L. Tan dan Administrateur A. Soetamiarsa".Yang  tidak kalah menarik adalah adanya iklan yang tercantum di halaman pertama, yaitu iklan dari Toko Tembako "Tan Sengpoen" Tjikampek.

Itulah beberapa hal atau info menarik yang saya temukan di halaman pertama koran "Sinar Krawang" tersebut. Sebenarnya masih ada beberapa hal lain yang bisa digali di situ. Tetapi paling tidak ada beberapa hal yang tergambar dari adanya koran tersebut mengenai Kabupaten Karawang. Yang paling utama adalah bahwa dengan adanya koran tersebut dapat disebutkan bahwa proses literasi informasi sudah terjadi di Karawang sebelum kemerdekaan Indonesia. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa warga Karawang menghargai dan menjunjung tinggi literasi.

Mengakhiri tulisan singkat ini saya berharap, semoga bangsa Indonesia, terutama warga Karawang, bisa menjadikan penggalan sejarah ini sebagai momentum bagi bangkitnya dunia literasi saat ini.

Salam Literasi!

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru SD Puri Artha Karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun