Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peduli Generasi Milenium, Forsikapri Menyelenggarakan Seminar Parenting Berbasis Karakter

24 Agustus 2017   03:16 Diperbarui: 24 Agustus 2017   08:32 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa kemarin (22/08/2017) Forsikapri (Forum Silaturahmi Istri Karyawan Peruri) menyelenggarakan seminar parenting berbasis karakter dengan tema "Bijak Menjadi Orangtua Generasi Milenium" yang bertempat di Ruang Wahju Hagono Peruri Karawang. Seminar ini didukung oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) dan IIP BUMN (Ikatan Istri Pimpinan BUMN).

Seminar ini diperuntukkan bagi para guru yang mengajar di lembaga-lembaga di bawah naungan Peruri, seperti SD Puri Artha Karawang, TK Teruna Ria Karawang, TK Teruna Ria Sudimara, dan PAUD Mawar VII Karawang serta para undangan lainnya. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh para perwakilan dari POMG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru), anggota Forsikapri, IIP BUMN, dan karyawan-karyawati Peruri serta dihadiri oleh Direksi dan Kadiv Perum Peruri.

Dari pagi meja registrasi sudah dibuka, dan para peserta seminar pun sudah berdatangan semenjak pagi hari untuk melakukan registrasi ulang. Sambil melakukan registrasi ulang dan menunggu acara seminar dimulai, para peserta disuguhi lagu-lagu oleh penyanyi yang sudah disiapkan yang membuat para peserta terhibur dan ikut serta bernyanyi bersama-sama.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB, dan acara seminar pun akhirnya dibuka. Pembukaan acara seminar ini diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Forsikapri, pembacaan doa dan laporan ketua panitia. Di dalam acara pembukaan ini terdapat beberapa sambutan. Sambutan yang pertama yaitu sambutan dari Dirut Perum Peruri yang diwakili dan dibacakan oleh Direktur Teknik dan Produksi, Bapak Subandrio. 

Direktur Teknik dan Produksi Perum Peruri, Bapak Subandrio (Dokumentasi Pribadi)
Direktur Teknik dan Produksi Perum Peruri, Bapak Subandrio (Dokumentasi Pribadi)
Sambutan yang kedua yaitu sambutan dari Ketua Forsikapri, Ibu Betty Prasetyo. 

Ketua Forsikapri, Ibu Betty Prasetyo (Dokumentasi Pribadi)
Ketua Forsikapri, Ibu Betty Prasetyo (Dokumentasi Pribadi)
Sambutan yang ketiga yaitu sambutan dari Ketua IIP BUMN, Ibu Eri Imam, sekaligus membuka secara resmi acara seminar ini.
Ketua IIP BUMN, Ibu Eri Imam (Dokumentasi Pribadi)
Ketua IIP BUMN, Ibu Eri Imam (Dokumentasi Pribadi)
Forsikapri menggandeng dua narasumber untuk kesuksesan acara seminar parenting ini. Narasumber yang pertama yaitu Ibu Dra. Rusmiyati, M.Si. Beliau adalah duta OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja). Sedangkan narasumber kedua adalah Ibu Aniek Yuliani Abdul Muis. Beliau adalah Ketua IIKK PT Kawasan Industri Makasar/KIMA dan Wakil Ketua IIP (Ikatan Istri Pimpinan) Sulawesi Selatan Bidang Pendidikan.

Sesi pertama dibawakan oleh Ibu Rusmiyati yang membawakan materi "Pola Asuh Ramah Otak untuk Pendidikan Karakter".  

Duta OASE -Ibu Rusmiyati- sedang memaparkan materi parenting (Dokumentasi Pribadi)
Duta OASE -Ibu Rusmiyati- sedang memaparkan materi parenting (Dokumentasi Pribadi)
Di dalam sesi ini, Ibu Rusmiyati memaparkan secara gamblang dan rinci tentang anak dan perkembangannya. Beliau menyampaikan bahwa masa depan anak kita bisa dibentuk sejak dini. Anak kita bisa menjadi saleh atau tidak, bisa bahagia atau sengsara, bisa menjadi sukses atau gagal, bisa menjadi penolong atau penyiksa dan lain sebagainya bergantung pada struktur dan kualitas otaknya. Ada beberapa yang dapat menyebabkan struktur dan kualitas otak anak kita menjadi rendah dan bahkan rusak.

Beberapa diantaranya adalah alkohol dan perilaku serta kata-kata orang dewasa (baca: orangtua) yang tidak baik, baik melalui tontonan -televisi misalnya- ataupun langsung. Yang tidak kalah penting dari itu semua adalah kualitas pengasuhan orangtua. Pola asuh orangtua sangat menentukan kualitas otak anak. Agar kualitas otak anak baik, orang tua harus memberikan pengasuhan yang ramah otak.

Pola asuh ramah otak dapat berbentuk interaksi fisik maupun verbal. Interaksi fisik dapat dilakukan dengan cara mencium, memeluk, mengelus kepala anak (terutama ketika anak masih bayi atau balita), kontak mata dan senyuman. Sedangkan interaksi verbal dapat dilakukan dengan memberikan kata-kata pujian dan doa, memanggil dengan kata-kata lembut, mendisiplinkan tanpa kekerasan (dengan nasihat dan penjelasan serta dialog), dan mengajarkan empati agar anak bisa merasakan perasaan orang lain.   

Jika orangtua menerapkan pola asuh yang tidak ramah otak, maka akan menyebabkan dan menjadikan anak menjadi Neurosis, pembohong, psikopat, depresi dan bunuh diri serta Schizophrenia.

Sementara itu pada sesi kedua, Ibu Aniek membawakan 2 materi, yaitu "Membentuk Kelekatan Ibu-Anak Sejak Dini: Kunci Jiwa Sehat, Cerdas, dan Kreatif"dan "Musuh Pengasuhan & Pendidikan Anak: Video Game dan Pornografi".

Ketua IIKK PT KIMA & Waka IIP Sulawesi -Ibu Aniek- sedang memaparkan materi (Dokumentasi Pribadi)
Ketua IIKK PT KIMA & Waka IIP Sulawesi -Ibu Aniek- sedang memaparkan materi (Dokumentasi Pribadi)
Pada materi pertama, di awal pemaparannya, beliau menyampaikan tentang perbedaan bayi hewan dan bayi manusia ketika pertama kali dilahirkan. Bayi hewan ketika pertama kali dilahirkan langsung bisa berjalan, sedangkan bayi manusia tidak (tidak bisa berjalan dan berdaya). Hal ini mempunyai maksud dan tujuan yaitu agar bayi dapat belajar dan merasakan apa itu cinta, perhatian, perlindungan, dan pengorbanan yang dapat menjadi modal penting untuk hidup bermasyarakat di kemudian hari.

Kemudian beliau menyampaikan bahwa kelekatan ibu dan bayi mempunyai pengaruh terhadap kecerdasan emosinya. Di dalam diri bayi akan timbul rasa percaya bahwa ibunya menyayangi, peduli, dan dapat diandalkan oleh bayinya, kemudian bayi belajar untuk menunggu dan bersabar, lalu belajar mengelola emosi, kemudian pada akhirnya bayi memiliki kecerdasan emosi. Kunci kelekatan adalah respon yang cepat dari ibu pada awal kehidupan bayi, dan tidak membiarkan bayinya menangis lebih lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun