Cecep Gaos, selamat datang kembali!
Kali ini perkenankan aku menuliskan tentang cinta, dekatkah hubungannya dengan rindu?
Ternyata kau sadari kini, cinta dan rindu adalah sepasang kekasih. Bila kau sedang mencinta dan terpisah darinya maka rindu akan menggebu dihatimu.
Kau hapal betul rasa rindu itu, sebuah rasa yang berdesakan ingin kau tuntaskan agar tak menyiksamu terus-menerus. Kau mencintainya dan kau merindukannya. Itulah cinta dan rindu bagai sepasang kekasih terpatri dihatimu.
Menggenggamnya ditanganmu atau mengetukkan jemarimu tuk utarakan apa yang kau rasa dan apa yang kau pikir adalah "cinta" sejatimu yang hampir saja kau buang dalam jurang kehampaan. Untunglah kekasihnya "rindumu" mengetuk hatimu berulangkali agar cinta kembali membara.
Semoga arti rindu yang kau rasakan akan kau ingat dalam sanubarimu hingga cinta itu takkan pernah lagi kau tinggalkan.
#edisibaper
Dari sobatmu
Desi Oktoriana
---
Indah nian perumpamaanmu, sahabatku. Kau gambarkan ikatan kuat antara cinta dan rindu dengan begitu indah. Itu yang selama ini ku alami dan rasakan.
Cinta itu sekarang ku yakini sudah terpatri kuat di dalam diri.
Suatu masa sempat terbersit dalam hati, dengan berjuta alasan hampir saja ku campakkan ia ke jurang yang paling dalam.
Tanpa ku sadari ternyata ia mempunyai kekasih hati -rindu- yang selalu ada untuknya.
Yang selalu mendorong di kala ia mundur. Yang selalu mengangkat ketika ia hampir terjerembab. Yang selalu menggapai ketika ia hampir terperosok. Yang selalu mengingatkan ketika ia lupa.
Terima kasih cinta, terima kasih rindu.
Cecep Gaos
10 Agustus 2017
*Puisi bersambut dari sahabat, Desi Oktorina, sebagai penyemangat ketika aku mulai mau menulis lagi setelah memutuskan berhenti menulis untuk sementara waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H