Beberapa hari lagi kita akan merayakan hari kemenangan (Hari Raya Idul Fitri) yang biasa kita sebut dengan hari lebaran. Saat ini kita sudah berada di sepertiga terakhir bulan suci Ramadan, tepatnya hari ke-24.Â
Ada beberapa fenomena unik yang saya lihat dan temukan pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadan ini. Yang sangat memprihatinkan tentu saja fenomena beralihnya "keramaian" di dalam masjid ke tempat-tempat umum. Padahal sepertiga terakhir ini merupakan fase yang sangat penting, yang disebut-sebut sebagai fase pembebasan dari api neraka (itkum minan naar).Â
Salah satu tempat umum tersebut adalah pusat perbelanjaan (mall). Mall akhir-akhir ini setiap harinya penuh disesaki oleh para pembelanja.Â
Selain mall, yang saya temui penuh dipadati oleh para pengunjung yaitu bengkel kendaraan. Tadi pagi saya berkeliling mencari bengkel ini untuk menyervis kendaraan. Tak ada satupun bengkel yang sepi. Antriannya cukup panjang dilihat dari motor-motor yang diparkir di depannya menunggu giliran diservis. Melihat kondisi seperti itu, saya berusaha mencari bengkel lain yang agak sepi pengunjungnya. Tetapi ternyata tidak saya temukan. Akhirnya saya pergi ke jajaran ruko di dekat rumah. Bahkan ternyata di sana saya temukan sebuah bengkel yang belum dibuka yang sudah sedang ditunggui oleh orang-orang yang hendak menyervis motornya. Mereka menunggu dengan sabar sampai bengkel itu dibuka.
Dengan terpaksa saya pun ikut menunggu di bengkel tersebut. Tidak lama berselang, bengkel itu akhirnya dibuka. Sontak saja orang-orang yang sedari tadi menunggu langsung menyerbu front desk untuk melakukan pendaftaran. Dari hasil antrian, saya akhirnya mendapatkan nomor urut 16. Ini artinya saya harus menunggu 15 motor untuk sampai ke giliran motor saya diservis.Â
Dari beberapa obrolan yang saya dengar, mereka menyervis motornya itu karena mereka akan mudik menggunakan motor mereka tersebut. Mereka ingin kondisi motornya dalam keadaan baik ketika digunakan saat mudik nanti.Â
Ini menurut saya hal yang sangat baik yang harus dilakukan ketika akan melakukan ritual mudik menggunakan kendaraan motor sendiri. Pastikan kondisi motornya prima demi keselamatan di jalan raya sampai ke tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asal.Â
Namun yang jangan dilupakan menjelang berakhirnya Ramadan ini adalah kita senantiasa memeriksakan diri dan jiwa ke bengkel hati agar keimanan dan ketakwaan kita selalu dalam kondisi baik dan prima menjelang lebaran nanti.Â
Semoga perjalanan mudik tahun ini bisa dilakukan dengan lebih baik tanpa merenggut korban. Selain itu, semoga perjalanan ibadah Ramadan kita diterima oleh Allah SWT dan dapat meraih kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri nanti dengan kemenangan yang besar, yaitu kembalinya hati kita menjadi hati yang fitrah (suci) seperti bayi yang baru saja dilahirkan. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin. []
*Saya masih menunggu giliran motor saya diservis waktu tulisan ini ditayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H