Rasa cemburu sangat dibutuhkan di dalam kehidupan. Cemburu itu tandanya cinta. Itulah kepercayaan yang selama ini telah diyakini benar oleh masyarakat umum. Selama ada rasa cemburu, benih-benih cinta akan tetap bersemayam dan tumbuh seiring berjalannya waktu. Cemburu akan terus mengikat hati selama dikontrol dengan baik. Selain itu, cemburu dapat menjadikan sebuah hubungan berjalan dengan penuh romantika dan dinamika. Itulah efek baik dari cemburu di dalam dunia percintaan.
Selain di dalam dunia percintaan, rasa cemburu juga sangat dibutuhkan dalam sisi-sisi kehidupan lain. Di dalam kehidupan sehari-hari, -misalnya- kita boleh cemburu terhadap orang lain yang baru saja membeli mobil baru. Sehingga rasa cemburu tersebut menjadikan kita berusaha lebih keras lagi untuk bisa mewujudkan keinginan seperti orang lain. Paling tidak, sekalipun kita tidak berhasil membeli mobil baru seperti orang lain tersebut, dengan usaha yang lebih keras kita dapat membeli motor baru atau sepeda baru, atau paling tidak mempunyai kelebihan dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian kondisi dan kualitas hidup orang tersebut akan menjadi lebih baik.
Rasa cemburu juga sangat dibutuhkan di dalam dunia pendidikan. Seorang guru –misalnya- yang memiliki rasa cemburu (jealous teacher) akan menjadikan guru tersebut memiliki keinginan untuk lebih maju. Ada beberapa rasa cemburu yang dapat menjadikan seorang guru menjadi guru yang maju (progressive teacher).
Yang pertama adalah rasa cemburu akan kompetensi pedagogik yang bagus yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berupaya meningkatkan kualitas pedagogiknya yang sangat dibutuhkan dalam mendidik anak-anaknya di sekolah. Dia akan terus berusaha dan belajar, memahami serta mengaplikasikan ilmu-ilmu pedagogik.
Yang kedua adalah rasa cemburu akan kompetensikepribadian yang baik yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha meningkatkan dan menjaga kualitas kepribadiannya dalam berhadapan dengan para peserta didiknya maupun dengan yang lainnya.
Yang ketiga adalah rasa cemburu akan kompetensisosial yang baik yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha meningkatkan kualitas hubungan sosialnya, baik dengan peserta didik, rekan sejawat, pimpinan ataupun dengan masyarakat.
Yang keempat adalah rasa cemburu akan kompetensiprofesional yang mantap yang dimiliki guru lain. Dengan rasa cemburu ini, seorang guru akan terus berusaha dan berlomba-lomba meningkatkan kualitas profesionalnya dengan cara –misalnya- mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan profesi, workshop, dan lain sebagainya.
Selain itu, rasa cemburu juga harus dimiliki oleh satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah dan para stake holder (pemangku kepentingan) pendidikan lainnya.
Satuan pendidikan (sekolah) harus cemburu dengan sekolah lain yang memiliki prestasi dan prestise yang baik. Dengan demikian, sekolah tersebut akan senantiasa berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, baik dari segi sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, dan lain sebagainya.
Pun demikian dengan masyarakat. Masyarakat harus cemburu dengan masyarakat lainnya yang telah memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan sehingga mereka akan bahu-membahu ikut berperanserta membantu terciptanya pendidikan yang berkualitas di sekolah anak-anaknya masing-masing (parents involvement to education).
Terlebih dengan pemerintah, pemerintah harus cemburu dengan negara-negara lain yang telah maju sistem pendidikannya. Dengan demikian, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertanggung jawab dan berkeadilan dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
Esok hari, tanggal 2 Mei 2017, bangsa Indonesia akan merayakan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei untuk mengenang jasa Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara yang merupakan pelopor dan peletak fondasi bagi pendidikan Indonesia. Beliau adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, yang merupakan suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda (Wikipedia).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2017 ini, yaitu “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas”. Dengan tema ini kita semua berharap seluruh anak bangsa di seluruh pelosok negeri dapat menikmati pendidikan yang berkualitas secara merata dan adil dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Keinginan atau harapan tersebut dapat terwujud dengan adanya rasa cemburu pada seluruh elemen dan stakeholder pendidikan: guru, satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah dan lain sebagainya. Rasa cemburu ini akan menimbulkan ghirah atau motivasi yang sangat besar pada semua pihak sehingga mereka akan saling ber-fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) untuk mewujudkan dan mempercepat pendidikan Indonesia yang merata dan berkualitas.
Selamat Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017!
Jayalah Pendidikan! Jayalah Indonesia!
Penulis:
Cecep Gaos, S.Pd
Guru SD Puri Artha Karawang, Pegiat Literasi Jawa Barat (KPLJ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H