Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Janganlah Menjadi Guru Disket, Jadilah Guru Hard Disk Portable!

19 Maret 2017   23:56 Diperbarui: 20 Maret 2017   18:01 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi orang yang pernah hidup di rentang era 80-an sampai awal 2000-an pasti sangat familiar dengan benda kecil bernama disket atau floppy disc. Di rentang era tersebut disket menjadi primadona bagi para pengguna PC atau komputer. Hal ini dikarenakan fungsinya yang memudahkan pengguna komputer untuk menyimpan dan mentransfer data serta mudah dibawa kemana-mana (portable).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 ini, disket mulai ditinggalkan oleh para penggunanya dan digantikan dengan media-media penyimpanan lainnya, seperti CD-RW, DVD RW, dan Flash Disk. Pertanyaannya adalah mengapa sekarang disket ditinggalkan oleh para penggunanya?

Kalau kita cermati dan analisis, ternyata ada beberapa kelemahan atau kekurangan dari disket. Yang pertama adalah, disket memiliki kapasitas penyimpanan yang sangat kecil. Apabila dihubungkan dengan kebutuhan penyimpanan data saat ini, kapasitas penyimpanan disket sangat minim, yaitu hanya 1,44 MB. Bahkan di awal pengembangannya di tahun 1971 disket hanya berkapasitas 80 Kb. Sebagai gambaran, kita ambil saja misalnya file MP3. Ukuran file mp3 berkisar 4 sampai 6 mb. Tentu saja dengan ukuran ini, satu file MP3 pun tidak akan muat apabila dimasukkan ke dalam disket. Disket hanya mampu menyimpan file teks berukuran di bawah 1, 44 MB.

Kelemahan disket yang kedua adalah kekuatan fisiknya yang sangat kurang. Disket terbuat dari bahan magnetis bulat yang tipis dan lentur yang dilapisi plastik berbentuk persegi atau persegi panjang. Hal ini sangat rentan terhadap kerusakan yang diakibatkan alam sekitar dan perjalanan waktu.

Adapunkelemahan disket yangKetiga adalah kecepatan transfer dan membaca data yang rendah. Selain itu, kelemahan disket yang Keempat adalah minim inovasi. Disket cenderung terbatas dan kurang inovasi dalam hal desain dan peningkatan kapasitas. Lalu kelemahan disket yang Kelima adalah tidak adaptif terhadap perkembangan teknologi saat ini. Ukuran dan bentuk disket tidak adaptif dengan perangkat-perangkat komputer saat ini. Perangkat-perangkat komputer saat ini tidak menyediakan Floppy Disk Drive (FDD) untuk membaca disket. Mereka hanya disediakan Universal Serial Bus (USB) Port untuk menghubungkan alat-alat eksternal seperti media penyimpanan Flash Disk misalnya.

Berkaca dari kelemahan-kelemahan itu, maka janganlah kita menjadi guru-guru bermental disket. Lalu seperti apa guru-guru bermental disket itu? Mari kita coba tilik satu-persatu ciri-cirinya.

Yang pertama, guru bermental disket itu adalah guru-guru yang memilki kapasitas penyimpanan ilmu yang sangat kecil. Mereka tidak mau membuka diri, pikiran dan jiwa terhadap ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan baru.  Mereka cenderung narrow minded atau berpikiran sempit.

Ciri guru bermental disket yang kedua adalah lemah. Mereka tidak tangguh terhadap terpaan dan tempaan badai kehidupan dan kritikan-kritikan yang menimpa. Kemudian ciri yang ketiga adalah kecepatan mentransfer dan menyerap ilmunya sangat rendah. Minat baca mereka sangat rendah. Mereka cenderung malas untuk secara aktif mencari ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan baru melalui kegiatan membaca buku.

Selain itu, ciri keempat dari guru bermental disket adalah minim inovasi. Mereka hanya mengandalkan panduan-panduan standar atau buku-buku yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Mereka enggan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran, baik inovasi yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, metode, model, media pembelajaran, dan lain sebagainya.

Lalu ciri kelima dari guru bermental disket ini adalah tidak adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka tidak mau meng-upgrade skills dan kompetensinya sesuai dengan tuntutan kehidupan abad 21 yang penuh dengan teknologi-teknologi digital. Mereka sudah merasa cukup menggunakan papan tulis dan buku-buku yang ada di dalam kelas.

Oleh karena itu, niatkanlah sekarang untuk menjadi guru hard disk portable,yaitu guruyang memiliki kapasitas keilmuan yang besar, kuat dan tangguh, kecepatan mentransfer (sharing) dan minat baca yang tinggi, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan abad 21. 

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru SD Puri Artha Karawang     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun