Kemarin, Kamis 2 Februari 2017, saya mendatangi Polres Karawang untuk keperluan mengikuti ujian praktik penerbitan SIM yang sempat terpending karena beberapa alasan. Setibanya di sana, saya langsung parkirkan kuda besi saya di tempat parkir yang telah disediakan. Setelah saya parkirkan kuda besinya, seperti biasa saya langsung menuju bagian penjagaan untuk menyerahkan KTP untuk ditukarkan dengan kartu visitor.
Dalam waktu yang tidak begitu lama kartu visitor itu saya dapatkan karena tidak banyak pengunjung yang mengantre. Setelahnya, saya langsung masuk lingkungan Polres Karawang untuk menuju tempat uji praktik SIM. Sambil saya gerakkan langkah kaki menuju tempat ujian praktik tersebut, saya melintasi sebuah masjid yang berada di dalam lingkungan Polres Karawang. Masjid tersebut bernama Masjid Miftahul Hidayah.
Di ujung speaker yang terpasang di masjid tersebut saya mendengar lantunan Asmaul Husna yang dibacakan serentak oleh jamaah yang berada di dalam masjid tersebut. Sambil tetap melangkahkan kaki, saya melirik ke dalam masjid tersebut. Ternyata di dalamnya duduk bersaf jamaah berseragam polisi. Mereka adalah bapak-bapak polisi dan ibu-ibu polwan. Lalu terbersitlah kekaguman saya terhadap kegiatan tersebut seraya saya gumamkan kata Masya Allah.
Singkat kata, dalam waktu yang tidak begitu lama ujian praktik SIM selesai saya ikuti. Lalu saya melangkahkan kaki kembali menuju tempat penjagaan di mana saya menyimpan KTP tadi. Lagi-lagi saya melintasi masjid kebanggan Polres Karawang tersebut. Ternyata kini saya mendengar suara jamaah Polres Karawang sedang melantunkan surat Yasin. Bertambahlah kekaguman saya terhadap Polres Karawang.
Setelah mengambil KTP, kemudian saya memberanikan diri bertanya kepada salah seorang petugas yang sedang bertugas di tempat penjagaan. Yang belakangan saya ketahui beliau bernama Pak Nunu. Lalu saya bertanya “Pak mohon maaf, di masjid itu sedang ada kegiatan apa ya, Pak? Dalam rangka apa?” Kemudian beliau menjawab, “Oh itu kegiatan rutin pengajian, Emangnya ada apa Pak” Sambung beliau. “Oh saya tertarik dan ingin tahu lebih jauh tentang pengajian tersebut Pak”, Jawab saya. Lalu beliau mempersilakan saya untuk menemui bagian Humas dengan menunjuk sebuah gedung dimana bagian Humas tersebut berada.
Tak menunggu lama, saya pun langsung menuju ke ruangan Humas tersebut. Namun sayang saya tidak bisa menemui siapapun di dalam ruangan tersebut karena ruangan dalam keadaan kosong. Sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang cleaning service di lobby dekat ruangan Humas. Untuk menambah informasi yang sudah saya dapatkan di tempat penjagaan, saya kemudian bertanya kepada petugas cleaning service tersebut. Pertanyaan saya hampir sama dengan apa yang saya tanyakan kepada Pak Nunu di tempat penjagaan. Saya kemudian bertanya tentang keberadaan para pegawai di bagian Humas tersebut. Petugas celaning service itu menyampaikan bahwa para pegawai Humasnya sedang berada di masjid mengikuti pengajian. Kemudian dari petugas cleaning service tersebut saya dapatkan informasi bahwa kegiatan pengajian di masjid tersebut dilakukan setiap hari Kamis sehabis apel pagi.
Setelah itu saya pun kembali menuju tempat penjagaan menemui Pak Nunu. Saya sampaikan kepada beliau bahwa tidak ada seorangpun yang bisa saya temui di ruangan Humas. Lalu saya bertanya kembali lebih detil tentang kegiatan rutin pengajian tersebut kepada Pak Nunu. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya dapatkan informasi yang lebih banyak meskipun barangkali tidak menyeluruh sekaligus mengonfirmasi info yang disampaikan oleh petugas cleaning service. Dari situ saya dapatkan informasi bahwa kegiatan pengajian tersebut dilakukan rutin setiap hari Kamis setelah apel pagi. Kegiatan-kegiatannya adalah pembacaan Asmaul Husna, surat Yasin , dan ceramah keagamaan. Dari penjelasan Pak Nunu, untuk ceramah keagamaan dilakukan oleh petugas Bimas Polres Karawang. Kemudian ditambahi oleh temannya yang kebetulan berada di dekat kami, penceramahnya kadang-kadang berasal dari luar Polres Karawang. Informasi lain yang saya dapat adalah bahwa sebenarnya pembacaan Asmaul Husna itu dilakukan rutin setiap hari di lapangan selepas apel pagi. Masya Allah, Polres Karawang benar-benar luar biasa.
Merasa cukup dengan informasi yang diberikan oleh Pak Nunu dan temannya, saya pun kemudian pamit seraya mengucapkan terima kasih atas segala informasi yang telah diberikan. Namun sebelumnya dengan penuh rasa penasaran Pak Nunu bertanya tentang siapa diri saya. Sayapun kemudian menjawab bahwa saya adalah seorang guru di SD Puri Artha Karawang dan kebetulan suka menulis.
Sambil menuju ke tempat parkir, di dalam hati saya bergumam, “Sungguh luar biasa pembiasaan yang dilakukan oleh Polres Karawang ini.” Kemudian saya bertanya-tanya dalam hati, “Siapa sebenarnya yang mencetuskan program pengajian ini?” Saya tidak tahu apakah program ini dicetuskan sendiri oleh Kapolres Karawang, ataukah merupakan program Kapolda, ataukah instruksi langsung dari Kapolri. Entahlah. Yang jelas program pembiasaan pengajian ini menurut saya sangat luar biasa. Saya acungkan dua jempol untuk Polres Karawang khususnya dan Polri pada umumnya.
Dari program rutin pembacaan Asmaul Husna dan pengajian tersebut saya melihat adanya cahaya Ilahi di Polres Karawang. Polres Karawang menjadi Polres yang sejuk dan damai, penuh dengan pancaran cahaya Ilahi. Semoga dengan program rutin pengajian ini, para personil Polres Karawang menjadi personil kepolisian yang mempunyai rohani dan mental yang santun dan ramah serta profesional dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.
Akhirnya, semoga program seperti ini bisa dilaksanakan di lembaga-lembaga kepolisian yang lain dan bisa dilaksanakan di lembaga-lembaga pemerintah atau swasta lain di luar kepolisian.
Jayalah terus Kepolisian Resor Karawang!
Jayalah terus Kepolisian Republik Indonesia!
Penulis:
Cecep Gaos, S.Pd
Guru SD Puri Artha Karawang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H