Lihatlah seorang pengendara sepeda motor yang sedang memacu sepeda motornya. Perhatikanlah seorang pengendara sepeda yang sedang mengayuh sepedanya. Mereka sangat jarang sekali terjatuh atau teguling dengan sendirinya. Padahal rodanya hanya berjumlah dua buah, satu di depan dan satu di belakang. Tidak ada suatu apapun yang menopang di samping kanan dan kirinya.
Perhatikan pula seorang pemain sirkus yang sedang berjalan di atas seutas tali kecil yang dipasang beberapa meter dari atas tanah. Dia sangat jarang sekali terpeleset atau terguling ke kanan atau ke kiri lalu jatuh ke bawah. Padahal tiada suatu apapun yang menahan badannya, menarik tangannya ke atas.
Mengapa bisa seorang pengendara sepeda motor, pengendara sepeda, atau pemain sirkus yang sedang berjalan di atas seutas tali kecil sangat jarang sekali terjatuh? Tentu saja dengan enteng kita bisa menjawabnya karena mereka sudah terlatih untuk mengendarai sepeda motor, sepeda, atau berjalan di atas seutas tali kecil. Namun, bila kita perhatikan dengan mendalam , beyond the reason, itu semua karena “gerak”. Ya! Mereka tidak terjatuh karena mereka bergerak.
Gerak diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan suatu sebab. Gerak diciptakan oleh Tuhan agar semua yang ada di dunia ini ada dalam kesetimbangan. Lihat dan perhatikanlah planet-planet di angkasa. Mereka setiap saat terus bergerak. Mereka setiap waktu terus berjalan di atas orbitnya yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Lihat dan perhatikanlah air-air yang terus bergerak menurut siklus yang telah ditetapkan oleh Sang Khalik. Mereka tidak pernah berhenti di satu titik. Mereka terus bergerak dari atmosfer ke bumi lalu kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transfirasi.
Perhatikan pula darah dalam tubuh kita. Mereka terus bergerak mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah yang telah di-install oleh Tuhan ke dalam tubuh kita. Berawal dari vena di dalam jantung, mereka akan masuk ke serambi kanan, kemudian menuju ke bilik kanan untuk dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Kemudian mereka akan bergerak menuju serambi kiri melalui venapulmonalis. Lalu mereka mengalir ke bilik kiri untuk dipompa ke seluruh tubuh. Beberapa dari mereka kemudian memasuki usus untuk mengambil sari-sari makanan dan dibawa ke hati melalui vena porta hepatica. Beberapa dari mereka juga ada yang bergerak menuju ke ginjal untuk melakukan penyaringan darah. Sisanya menuju ke seluruh sel di dalam tubuh untuk dilakukan metabolisme. Setelah itu, semuanya yang mengandung sisa metabolisme akan kembali ke jantung melalui vena. Begitulah seterusnya, darah-darah itu terus bergerak dalam sebuah sistem peredaran yang rumit.
Begitulah gerak mengambil perannya dalam setiap segi kehidupan. Coba bayangkan seandainya gerak sudah tidak lagi berperan. Cobalah berada di atas sepeda motor tanpa menggas. Cobalah berada di atas sepeda tanpa mengayuh. Perhatikanlah seorang pemain sirkus yang berada di atas seutas tali kecil tanpa menggerak-gerakkan kaki dan tangannya. Apa kira-kira yang akan terjadi? Percayalah, tanpa gerakan kita semua akan jatuh.
Cobalah perhatikan pula, mohon maaf, seseorang yang dipasung. Seseorang yang dipasung ruang geraknya sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali. Sehingga bisa kita lihat lama kelamaan kondisinya akan semakin mengkhawatirkan. Badannya akan semakin kurus, tulang-tulangnya akan semakin kecil. Sehingga pada akhirnya sangat terbuka kemungkinan akan mengalami kelumpuhan akut.
Selain itu, coba kita tahan pergerakkan air di sungai dengan cara dibendung dengan tak sedikitpun kita biarkan air bergerak mengalir di celah-celah kecil. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi kemudian.
Begitulah betapa dahsyatnya pengaruh gerak terhadap kehidupan manusia. Dunia tanpa gerak tidak akan ada kehidupan.
Oleh karena itu, BERGERAKLAH! Gerakkan hati dan jiwa kita dengan cara senantiasa mengingat Tuhan. Gerakkanlah otak dan pikiran kita dengan cara belajar sepanjang hayat. Gerakkanlah badan kita dengan cara melakukan aktifitas-aktifitas jasmani. Percayalah, niscaya kehidupan kita akan setimbang. Yakinlah dengan demikian kehidupan kita akan berjalan dalam harmonisasi dan dinamisasi yang pada akhirnya akan kita raih kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penulis:
Cecep Gaos, S.Pd
Guru SD Puri Artha Karawang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H