Mohon tunggu...
Christophe D. Thomson
Christophe D. Thomson Mohon Tunggu... -

Instagram: cdt888. Pandas & tea. \r\nChristophe Dorigné-Thomson. \r\n\r\nFrench and British. \r\n\r\nwww.cdt888.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Sudah Mati

17 April 2014   03:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politiks sudah mati.

Kenapa? Masyarakat sudah putus asa dan ga percaya. Sebenarnya bukan politiks sebagai cara kita memilih untuk hidup bersama yang mati tapi praktek politik yang sudah kuno dan politikus yang terjebak dalam dunia kuno. Politiks jaman sekarang sudah mati. Butuh politiks baru. Dan itu valid di seluruh dunia.

Gw ikut politiks di banyak negeri terutama di negeri asal (Perancis) dan Eropa, di Indonesia di mana gw tinggal termasuk politik lokal misalnya di Jakarta atau Bandung (sampai level RT!)dan di banyak negeri lain.

Yang jelas adalah politiks dan politikus dibilang kotor, korup, tidak kompeten, tidak peduli dan kurang bervisi...di mana-mana di dunia. Kontestasi luas. Survei tentang politikus di Perancis misalnya luar biasa parah. Kasus juga banyak. Menteri juga harus mundur. Masyarakat menilai politikus seperti pencuri dan koruptor semua. Partai politik dianggap seperti mafia. Kartel yang bagi kekuasaan. Ga jauh kan dari Indonesia?

Kenapa situasi ini?

Memang korupsi alasan besar. Tapi kan itu bukan sesuatu yang baru juga. Yang baru adalah aspirasi dan kesadaran masyarakat.

Kita sudah hidup di dunia baru. Informasi disebar di mana-mana lewat media massa, sosmed dan blogs. Jadi warga tahu. Warga paham sistem politik. Kita tahu kalau ada pencuri. Kita tahu kalau ada orang tidak kompeten karena hasil kerjanya bisa dilihat dan akan disebar di dunia maya. Kekurangan dan kejahatan diexpose walaupun politikus mencoba tutupi.

Apa reaksi dunia politik?

Takut dan semakin tertutup. Ga ada lagi elit politik karena elit itu dipilih dari orang paling kompeten, jujur dan bervisi. Tapi bukan orang yang punya kualitas itu yang jadi politikus sekarang. Cuma ada kelompok politik sekarang bukan elit politik. Kartel politik vs. masyarakat terutama kaum muda yang paling aktif dan kritis di dunia maya. Kaum muda hidup di dunia baru dengan nilai-nilai yang menolak keburukan dunia politik. Dunia terbuka, bersih, kolaboratif...sebaliknya dengan dunia politik yang tertutup, kotor dan hanya kolaboratif untuk korupsi dan jaga kekuasaan.

Artinya ada juga masalah dengan cara seleksi dan deteksi elit politik. Kurang jelas. Kurang bersih. Partai politik mengkontrol akses ke jabatan dan ga mau melepas kontrolnya. Terlalu lukratif. Basah sekali.

Orang terbaik juga takut masuk politik. Takut dipaksa jadi orang kotor. Buat apa masuk politiks kalau harus hilang integritas?

Apa solusinya?

Ga boleh menyerah dan tetap percaya sama perubahan. Harus aktif dan bersuara. Selalu bersuara dan tidak terima kebohongan politikus. Kebohongan mereka selalu harus diexpose. Ga boleh apatis!

Harus juga dukung politikus yang baik. Karena ada. Di Indonesia juga ada. Orang yang kerja keras untuk masyarakat. Masuk juga dunia politik kalau bisa tapi tetap menolak korupsi. Susah? Memang hidup itu ga gampang. Harus coba.

Gw percaya sama kemajuan. Gw pernah sering kecewa sama politikus. Banyak yang bohongin. Tapi gw ga pernah ga percaya sama kemajuan, visi untuk semua manusia hidup lebih baik dan perang yang harus bikin sama kejahatan dan kepentingan yang menolak rakyat jadi semakin cerdas dan sejaterah.

Gw orang asing tapi gw percaya sama kemajuan Indonesia walaupun gw mengakui butuh kerja dan kepercayaan besar.

Dan tanda kemajuan ada. Harus diakui. Banyak di Indonesia. Misalnya kebebasan. Apakah 15 tahun yang lalu bisa ada tempat bebas ngobrol dan bagi ide seperti Kompasiana misalnya? Ga mungkin karena ga ada demokrasi. Kemajuan ada. Kita harus kirim politikus kotor ke neraka dan percaya sama perubahan. Kita bisa! Politiks harus hidup lagi. Seribu tahun lagi kalau pake kata Anwar. Politiks dari rakyat untuk rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun