Tuan
izinkan aku tuliskan
DUKA anak-anak negeri
yang adalah
DUKAmu
DUKAku
DUKA mereka
DUKA kita semua
DUKA tiada terperi
sebab
DUKA anak-anak negeri
adalah
DUKA dari LUKA
bencana tiada jeda
tebarkan derita ke sudut-sudut kota
Tuan
tentang DUKA negeri ini
yang tiada henti
masihkah engkau peduli
merentang tangan mencari solusi?
atau
kau tetap menjadi tuli
hanyut dalam kesibukan diri
mabuk dalam pesta pora
berebut tahta, harta, serta kuasa?
Jangan palingkan mukamu dariku
atau bahkan
tudingkan jari pada wajahku
sebab
aku hanya ingin katakan
DUKA anak-anak negeri
adalah
DUKA kita semua
yang harus kita sembuhkan bersama
tanpa harus mencaci dan mencela
apalagi
menista
Tuan
Mari ayunkan kaki dan tangan
dengarkan keluhan para korban
tengok tempat pengungsian
kedinginan
kelaparan
ketakutan
kecemasan
keterbatasan
kekecewaan
kehilangan
keputusasaan
kesedihan
itulah litani derita tiada berkesudahan.
Tuan
dengarkan kiranya!
****
Tasikmalaya, 3 Februari 2014
ilustrasi : Solografi.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H