Mohon tunggu...
Cay Cay
Cay Cay Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar tak dibatasi usia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan, Ini tentang Duka Anak-anak Negeri

3 Februari 2014   19:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391427804754175039

Tuan

izinkan aku tuliskan

DUKA anak-anak negeri

yang adalah

DUKAmu

DUKAku

DUKA mereka

DUKA kita semua

DUKA tiada terperi

sebab

DUKA anak-anak negeri

adalah

DUKA dari LUKA

bencana tiada jeda

tebarkan derita ke sudut-sudut kota

Tuan

tentang DUKA negeri ini

yang tiada henti

masihkah engkau peduli

merentang tangan mencari solusi?

atau

kau tetap menjadi tuli

hanyut dalam kesibukan diri

mabuk dalam pesta pora

berebut tahta, harta, serta kuasa?

Jangan palingkan mukamu dariku

atau bahkan

tudingkan jari pada wajahku

sebab

aku hanya ingin katakan

DUKA anak-anak negeri

adalah

DUKA kita semua

yang harus kita sembuhkan bersama

tanpa harus mencaci dan mencela

apalagi

menista

Tuan

Mari ayunkan kaki dan tangan

dengarkan keluhan para korban

tengok tempat pengungsian

kedinginan

kelaparan

ketakutan

kecemasan

keterbatasan

kekecewaan

kehilangan

keputusasaan

kesedihan

itulah litani derita tiada berkesudahan.

Tuan

dengarkan kiranya!

****

Tasikmalaya, 3 Februari 2014

ilustrasi : Solografi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun