Tingkatkan Kesiapan Santri Hadapi Ancaman Penyakit Menular, S1 Kesmas Unusa Lakukan Pelatihan Surveilans-Respon Berbasis Digital
Surabaya – Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kali ini, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Unusa melaksanakan pelatihan surveilans berbasis digital bagi kader santri.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan santri dalam menghadapi ancaman penyakit menular, yang semakin menjadi perhatian di era globalisasi saat ini. Dalam pelatihan ini, para santri dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana melakukan surveilans penyakit menggunakan teknologi digital, sehingga mereka dapat memantau dan mendeteksi gejala-gejala penyakit menular dengan lebih efektif.
Pelatihan yang berlangsung di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah Sidoarjo ini diikuti oleh seluruh kader santri husada. Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi pelatihan yang diberikan. Dalam pelatihan ini, para santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga melakukan praktik langsung penggunaan aplikasi surveilans berbasis digital yang telah dirancang khusus untuk memantau kesehatan di lingkungan pesantren.
Pihak pimpinan Pondok Pesantren Burhanul Hidayah, Ustad Khoirul Anwar S. Th. I, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas inisiatif yang diambil oleh tim pengabdian dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Menurut beliau, kegiatan seperti ini memiliki nilai yang sangat strategis dalam pengembangan kapasitas santri, terutama dalam menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks di era modern ini.
Ustad Khoirul Anwar juga menekankan bahwa dukungan penuh yang diberikan oleh Pondok Pesantren Burhanul Hidayah bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga merupakan bentuk komitmen nyata untuk membekali santri dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan zaman. “Kami sangat menyadari bahwa santri, sebagai generasi penerus bangsa, harus dibekali dengan kemampuan yang tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada keterampilan hidup, termasuk dalam bidang kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan pengmas ini juga merupakan hibah pendanaan dari Kemendikbud Ristek Tahun 2024 pada skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Dimana kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa yang dapat diakui sebagai kegiatan MBKM yang mendapatkan konversi sebanyak 7 sks. Mata kuliah yang dikonversi adalah Sanitasi Pesantren (2 sks), Perilaku Kesehatan Santri (2 sks) dan KKN (3 sks)