Mohon tunggu...
Catur setiyani
Catur setiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UKSW 2019

Karjaaaa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Labu Siam Bukan Tumbuhan Kaleng-kaleng

24 September 2019   22:19 Diperbarui: 25 September 2019   16:37 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Labu siam atau jipang adalah tumbuhan suku labu-labuan yang dapat dimakan buahnya. Tanaman ini tumbuh merambat. Labu siam memiliki batang penunjang yang menjalar lunak dan mengandung air. Warna buahnya bermacam-macam sepwrti hijau muda, hijjau tua dan lain sebagainya.

Para petani membudidayakan tumbuhan ini untuk mmemanfaatkan lahan kosong. Tumbuhan labu tidak dibiarkan tumbuh begitu saja , namun tumbuhan labu jni dibuatkan anjap agar tumbuhan labu tumbuh dengan baik.

Untuk membuat anjap diperlukan bambu atau pohon risidi sebagai tiang sedangkan untuk bagian atas atau atapnya menggunakan senar atau tali dan kabel yang sudah tidak digunakan. Hal tersebut dibuat agar tumbuhan labu siam dapat merambat dengan baik sehuingga buahnya dappat menggantung dan dapat dipanen dengan baik.

Jika tidak dibuatkan anjap maka labu siam akan merambat di tanah yang dapat membuat labu siam membusuk. Jarak tanam labu siam antara 3 x 4 meter satu lubang satu pohon.

Perawatan labu siam cukup mudah. Mengapa perawatan labu siam cukup mudah ? Karena dalam pemupukannya labu siam tidak repot hanya menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang. Pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan minimal 2 bulan sekali.

Jika ingin menambahkan pupuk kimia N,P,K bisa ditambah setiap 15 hari sekali setelah labu siam panen. Untuk menghasilkan buah yang segar maka diperlukkan air yang cukup. Labu siam perlu air yang cukup jika labu siam kekurangan air maka tumbuhan ini akan layu dan mati.

Agar labu siam tidak kekurangan air di musim kemarau ini maka untuk pengecoran dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore supaya tanah pada akar tetap basah atau lembap. Selain kebutuhan batang ,daunnya pun perlu dirawat , dengan cara memangkas daun yang terlalu lebat.

Penanggulangan penyakit bisa dillakukan dengan cara spray pakai fungsida untuk pengendalian penyakit pembusukan batang ketika musim hujan dan menggunakan pestisida bila ada serangan hama perusak batang.

Selain itu juga ada hama lalat buah. Biasanya lalat menghisap labu siam maka lama kelamaan akan muncul bintikan hitam dah itu akan membuat labu siam membusuk. Untuk penanggulangan hama tersebut bisa menggunakan obat perangkap lalat buah yaitu petrogenoll.

Obat ini dimasukkan ke dalam botol -- botol perangkap dan dipasang di area tanaman labu siam atau disekelilingnya dengan jarak antara 4-6 meter. Cara ini lebih efisien untuk menanggulangi lalat buah karena tidak perlu menggunakan pestisida sehingga buah labu siam atau jipang tetap segar dan sehat untuk dikonsumsi.

Masa panen buah dipetik satu minggu 1 kali dan dipilih yang sudah besar yang siap panen dan siap konsumsi , disisakan labu siam baby untuk dipetik disatu minggu kemudian. Selain bisa dikonsumsi begitu saja , labu siam juga memiliki banyak manfaat salah satunya menurunkan tekanan darah tinggi.

Untuk harga memasuki musim hujan biasanya harga labu siam akan meningkat lebih mahal karena ketika musim hujan banyak petani labu siam yang gagal karena tanah terlalu lembab atau basah sehingga batang labu siam membusuk.

Dengan demikian para petani yang ingin menanam labu siam biasanya mulai menanam bulan juli dan agustus setelah 3 bulan kemudian labu siap bisa mulai panen. Labu siam bukan tumbuhan kaleng - kaleng karena tumbuhan jipang ini sangat menguntungkan bagi petani karena labu siam atau jipang bisa berumur 1 bahkkan 2 tahun dan tetap bisa berproduksi dan juga harga labu siam bisa melebihi 4000/kg. Padahal labu siam banyak mengandung air yang dapat menambah bobot.

img-20190923-wa0062-5d8b355c097f3640324dc823.jpg
img-20190923-wa0062-5d8b355c097f3640324dc823.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun