Mohon tunggu...
Catur Sigit Nugroho
Catur Sigit Nugroho Mohon Tunggu... lainnya -

Hobi baca, lihat berita, Blogging.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Setan pun Menganggur

1 April 2012   05:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:11 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dijaman sekarang ini ternyata tidak hanya manusia yang kehilangan pekerjaannya. sebenarnya, bukan mutlak kehilangan pekerjaan, namun karena pekerjaanya sudah terbantu oleh mesin-mesin canggih sehingga pekerjaannya pun mjd lebih ringan.  Ternyata  kejadian tersebut juga terjadi didunia Setan.. Tugas setan dalam menggoda manusia menjadi lebih ringan atau mungkin jika kejadian itu terus merebak, bisa saja setan jadi tak punya pekerjaan, mungkin saat itulah para setan bertamasya... :D

Sebagian dari kita mungkin ada yang tak menyadari, jika ibadah itu berhubungan dengan makanan. Kita sering melihat di berita televisi atau koran koran yang memberitakan kasus korupsi dan suap di negeri ini.  Bahkan, beberapa waktu lalu  saya melihat ada hakim yang menerima suap 50 juta untuk biaya umrah.  Itulah watak oknum pejabat di negeri ini. Oknum seperti itu dengan pemahaman agama yang dangkal bisa menjadi hakim. Sungguh miris mendengarnya. Dia, seorang hakim, bagaimana mau mengadili manusia yang lain, sedangkan dengan Allah saja tidak takut?.

Ada lagi, politikus partai berbasis islam, dalam sidang kasus korupsi dengan sengaja mengatakan  “Apakah saya, yang seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan berniat membantu pembangunan masjid, pantas dipenjara?”... sepertinya partai islam dengan nasionalis sama saja.. islam hanya embel embel saja, wong nyatanya didalamnya saja tak bisa membedakan mana haram dan mana halal...jika dia tahu, saya yakin tak kan berkata begitu.

Imam Al Baihaqi dalam kitabnya Syu’ab Al Iman menceritakan sebuah hadits bahwa “Jika seorang manusia beribadah maka Iblis berkata, ‘lihatlah darimana sumber makanannya, kalau ternyata sumber makanannya adalah dari yang haram maka biarkan saja dia beribadah dan tidak usah repot-repot menggodanya karena dia sudah memperingan tugas kalian’”. Iblis tahu bahwa makanan haram akan membuat ibadah seseorang tertolak, jadi mereka tidak perlu lagi cape-cape menggodanya. Berikut ini saya cuplikan beberapa hadist tentang hubungan makanan haram dengan ibadah..

Hadits yang diriwayatkan oleh Shohabat Salim Maula Abi Hudaifah ra, Rasululloh SAW, bersabda,

“Sungguh akan datang di hari Qiamat, sekelompok orang yang membawa amalan kebaikan seperti gunung-gunung Tihamah (isyarat besarnya amalan mereka), sehingga saat amal-amal itu datang pada mereka, dijadikan oleh Alloh Ta’ala amal-amal mereka hilang melayang, kemudian mereka dimasukan ke dalam Neraka”, lalu Shohabat Salim berkata: wahai Rasululloh…“Demi Ayahku, engkau dan Ibuku..! beri tahu kami sifat-sifat mereka sehingga kami mengenalinya, demi yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya aku khawatir termasuk golongan mereka”, lalu Nabi SAW’ bersabda, Maksud Hadist: “Wahai Salim, sesungguhnya mereka itu dulu (di dunia) orang-orang yang tekun Ibadah puasa dan Sholat, akan tetapi saat ditawarkan pada mereka sesuatu yang haram, mereka bergegas berebut menerimanya, maka Alloh melenyapkan amal-amal baik mereka”.

Syekh 'Athiyah dalam Syarh al-Arbain an-Nawawiyah,

"Orang tua bisa dengan sengaja membuat ibadah dan doa anak-anaknya tertolak. Sebab, ia menjadikan tubuh mereka tumbuh dari harta yang haram."

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

“Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil yang haram, maka neraka lebih layak baginya (HR. At-Thabrani) (Lihat Ad-durar Al-Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur Juz: II hal. 403).

Dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya dengan sanad hasan).

Ibnu Umar radhiyallah ‘anhu berkata: “Barangsiapa membeli baju dengan sepuluh ribu dirham, namun dari sepuluh ribu dirham tersebut ada satu dirham yang haram, maka Allah tidak menerima amalnya selama baju itu masih menempel di tubuhnya.”

Ibnu Abbas radhiyallah ‘anhu berkata: “Allah tidak menerima shalat seseorang yang di dalam perutnya ada sedikit makanan haram.”

Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan, karena syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 168).

"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. dan Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman sebagaimana yang diperintahkan kepada para rosul. beliau membaca ayat, "Wahai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." dan membaca, "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." kemudian beliau menyebutkan seseorang yang bepergian jauh, dengan pakaian yang lusuh dan acak-acakan, kedua tangannya menengadah ke langit dan berkata, "Ya Robb, ya Robb." sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan memakan barang yang haram, bagaimana mungkin akan dikabulkan?!" (HR Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima sesuatu (amalan) kecuali dari sumber yang baik.” HR. Muslim (Sahih Muslim, Jilid 5, Hal. 192).

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud).

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya.” (HR Ibnu Huzaimah)

Wallahu a’lam bishowab.  Smg bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun