Indonesia merupakan Negara Kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia banyak sekali memiliki pantai. Konon, garis pantai negara kita merupakan yang terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Menurut data WorldAtlas, garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 99.083 km. Indonesia sendiri menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki sekitar 16.671 pulau yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote.
Salah satu pantai yang penulis kunjungi di bulan Desember menjelang tutup tahun 2022, adalah Pantai Jagu. Pantai Jagu terletak dekat pusat Kota Lhokseumawe, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Lokasi pantai ini hanya sekitar 400 meter dari Pendopo Bupati Aceh Utara, dan Kantor Walikota Lhokseumawe. Kota Lhokseumawe merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Aceh Utara sekitar tahun 2001 dengan lahirnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe.
Selepas mata memandang di Pantai Jagu, kita dapat melihat Samudera Hindia di kejauhan yang menghubungkan Indonesia dengan Thailand dan Malaysia Barat. Kalau ditarik garis lurus dari ke arah timur laut, maka dijumpai Phuket, Thailand selatan yang dapat ditempuh dari Lhokseumawe sejauh dua ratusan mil laut melalui Samudera Hindia.
Pantai Jagu yang letaknya di pusat kota, dapat dikembangkan menjadi destinasi menarik bagi para pelancong ke Kota Lhokseumawe. Pagi hari di pantai ini, kita dapat melihat proses matahari terbit (sunrise) dari peraduan menampakkan cahayanya yang hangat di pagi hari. Menikmati sunrise di Pantai Jagu akan lebih nikmat sambil menyeruput kopi saring dari Aceh yang fenomenal rasanya.
Berdasarkan informasi dari portal resmi Pemkot Lhokseumawe, kata Lhokseumawe berasal dari "Lhok" yang berarti dalam, teluk, palung laut dan "Seumawe" artinya air yang berputar-putar atau pusat dan mata air pada laut sepanjang lepas Pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Sumber keterangan lain menyebutkan nama Lhokseumawe diambil dari nama seorang Teungku, yaitu Teungku Lhokseumawe.
Perjalanan menuju Lhokseumawe dari Jakarta dapat ditempuh dengan pesawat udara sekitar dua jam dan transit terlebih dahulu di Bandara internasional Kuala Namu, Deli Serdang. Bandara terbesar di wilayah barat Sumatera ini letaknya dekat Kota Medan dan menjadi penghubung utama bagi masyarakat Medan yang akan bepergian ke Banda Aceh, Lhokseumawe, Sibolangit, hingga ke Kuala Lumpur Malaysia. Setelah transit di Kuala Namu sekitar 4-5 jam, perjalanan dilanjutkan dengan pesawat perintis menuju bandara Malikussaleh di Lhokseumawe. Pesawat perintis berbaling-baling yang digunakan berkapasitas 72 orang mendarat di Bandara Malikussalaeh Kota Lhokseumawe setelah mengudara sekitar 50 menit.
Bandara Malikussaleh letaknya berada di luar kota Lhokseumawe. Dari bandara ke pusat kota Lhokseumawe dapat ditempuh sekitar satu jam menggunakan mobil. Perjalanan dari bandara ke pusat kota dapat dipastikan sangat lancar tanpa macet dan melewati pabrik Pupuk Iskandar Muda yang menjadi obyek vital nasional. Jika diamati di peta, Kota Lhokseumawe seperti berada di teluk dan pulau kecil dipisahkan dari daratan dengan sungai. Kotanya nyaman, bersih, dan tenang. Di kota ini, banyak sekali dijumpai kedai-kedai kopi yang menyuguhkan kopi saring yang nikmat tiada duanya. Memang kopi Aceh terkenal sangat nikmat rasanya. (CNO)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H