Mohon tunggu...
Catur Kukuh
Catur Kukuh Mohon Tunggu... Lainnya - Kehidupan yang Fana

Hidup Hanya Sekali, Maka Jangan Kau Sesali

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Ramadan, Ekonomi Syariah, dan Covid-19

17 Mei 2020   15:06 Diperbarui: 17 Mei 2020   15:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan, bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyyah pun kini telah tiba dengan penuh kemuliaan dan keberkahannya. Bulan yang dinanti-natikan dan disambut gembira penuh suka cita oleh seluruh umat Islam di seluruh penjuru Dunia, tak terkecuali Indonesia. Begitu spesialnya bulan Ramadhan, banyak keistimewaannya yang tidak bisa kita jumpai pada bulan-bulan selainnya.

Allah menjanjikan begitu banyak kebaikan dan pahala yang berkali-kali lipat bagi siapa saja yang bisa memanfaatkan dengan baik momen istimewa Ramadhan ini. 

Bertepatan dengan hari Kamis, 30 Sya'ban 1441 Hijriyyah atau 23 April 2020 Masehi, Kementerian Agama pun menggelar sidang isbat melalui video conference demi menetapkan kapan 1 Ramadhan tahun ini tiba. Dan hasil dari sidang isbat tersebut adalah Pemerintah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1441 Hijriyyah jatuh pada hari Jum'at atau 24 April 2020 Masehi. Bulan yang mulia ini pun kini telah  menemani hari-hari kita semua.

Namun, dengan kebesaran dan kuasa Allah, tahun ini menjadi tahun yang berbeda. Ramadhan tiba bersamaan dengan keadaan Dunia yang sedang dilanda cobaan dan musibah, yaitu mewabahnya virus corona atau Covid-19.  Hal ini menyebabkan ibadah seluruh umat muslim di dunia tidak semeriah pada Ramadhan-ramadhan sebelumnya.

Ditengah situasi wabah ini, pemerintah pun mengeluarkan himbauan resmi untuk kita senantiasa menjaga jarak antar sesama dan melakukan segala aktivitas hanya dirumah.

Wabah corona atau covid-19 yang semakin hari semakin mewabah di Indonesia, mengharuskan Pemerintah untuk membuat keputusan serius dalam upaya pencegahan wabah corona tersebut agar tidak menular dan memakan korban lebih banyak lagi.

Akhirnya, Pemerintah pun mengambil keputusan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) walaupun baru diterapkan di beberapa titik wilayah Indonesia. Tentu hal ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap banyak aspek kehidupan sosial, kesehatan, bahkan ekonomi, termasuk bisnis syariah di Indonesia.

Banyak aktivitas ekonomi dan bisnis syariah di Indonesia yang terganggu akibat dampak covid-19 ini, baik yang bersumber dari Indonesia  maupun dari luar. Seperti hal nya turunnya permintaan terhadap produk-produk bisnis syariah. Di tengah merebaknya Covid-19, tingkat kunjungan wisatawan asing dan wisatawan domestik sangat merosot drastis.

Tingkat okupansi hotel di Indonesia secara umum turun hingga tinggal 10-50 persen, termasuk tingkat okupansi hotel-hotel syariah. Penjualan paket-paket perjalanan wisata, termasuk wisata syariah, juga ikut seret. Biro-biro perjalanan umrah bahkan harus menanggung kerugian cukup besar akibat pelarangan  dan pembatalan perjalanan umrah ke Mekkah, Saudi Arabia.

Termasuk juga pada prilaku konsumsi masyarakat Indonesia yang ikut menurun, dan kini telah mulai terjadi pada semua produk non bahan pokok termasuk produk-produk makanan dan minuman halal, alat kecantikan , dan fashion muslim. Penurunan ini sangat signifikan dirasakan oleh para pelaku bisnis syariah apalagi saat Ramadhan ini bahkan menjelang hari raya idul fitri.

Terjadinya kenaikan biaya produksi, baik yang disebabkan oleh gangguan rantai pasokan maupun yang disebabkan oleh perubahan ketenagakerjaan. Gangguan rantai pasokan terjadi karena ketergantungan Indonesia yang masih cukup tinggi pada bahan-bahan baku dan barang-barang dari luar negeri, termasuk bahan-bahan baku dan barang-barang yang digunakan untuk memproduksi produk-produk halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun