Susan Polgar adalah kakak tertua dari pecatur legendaris Judit Polgar yang saat ini menjabat sebagai Direktur SPICE (Susan Polgar Institute for Chess Excellence) dan Pelatih Kepala Tim Catur Webster University USA.
Sedangkan GM Wesley So (21 tahun) merupakan pecatur kebanggaan Philipina selain tentu saja GM Eugne Torre yang merupakan legenda hidup dan GM pertama Asia. Wesley So adalah anak ajaib dan sangat berbakat.  Gelar gandmaster  sudah disandangnya saat usianya baru 14 tahun.
Sewaktu masih berdomisili di Philipina, prestasinya sempat mandek  dengan rating di kisaran 2600. Padahal dalam tahap ini ia membutuhkan pelatih, agar mampu bersaing di turnamen kategori 19-20-21 atau lebih tinggi untuk terus berkembang.
Menurut Wesley, di Philiphina tidak ada sistem pelatihan yang serius dan juga sangat sedikit turnamen kuat di Asia. Melihat tidak ada peluang untuk berkembang di negaranya, Wesley memutuskan untuk hijrah dan menjadi warga negara AS.
Disana ia bergabung dengan SPICE yang berada di bawah naungan Webster University. Ia berlatih sangat keras setiap hari dengan bantuan pelatihnya Susan Polgar. Hasilnya, dalam waktu 2,5 tahun putra Philipina ini sempat mencicipi peringkat 10 dunia.
Untuk mengetahui cerita dibalik sukses Wesley So, berikut adalah wawancara Eksklusif Chessdom dengan Susan Polgar yang dimuat di situs catur ternama itu (18/12/2014).
Chessdom: Pertanyaan pertama mengenai berita yang mengatakan bahwa Wesley So sekarang sepenuhnya menjadi seorang pecatur profesional. Bagaimana Anda bertemu dengannya?
SP: Saya pertama kali bertemu ketika ia berpartisipasi di Piala SPICE beberapa tahun yang lalu. Wesley adalah seorang pecatur muda yang sangat berbakat. Saat itu elo ratingnya sudah ada dikisaran 2600. Tetapi dia stagnan di level itu selama bertahun-tahun.
Chesdom: Jadi, bagaimana Anda merekrut dia untuk masuk Program SPICE di Webster University?
SP: Sebenarnya Welsey tidak langsung direkrut pada saat itu. Sama seperti pemain berbakat lainnya dari seluruh dunia yang datang kemari, saya memberikan saran hanya jika mereka memintanya.
Suatu pagi di Minggu terakhir tahun 2011 atau awal 2012, saya mendapat informasi dari Google tentang Wesley So di salah satu situs berita Philipina. Dalam artikel itu, Wesley mengatakan bahwa ia telah memutuskan akan bergabung dengan program saya di Webster. Saya sangat terkejut membacanya karena saya tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Wesley.
Saya kemudian menghubungi orang tuanya yang sekarang tinggal di Kanada. Leny, ibu Wesley memastikan kebenaran berita itu. Hal itu dipertegas dengan kedatangannya ke Webster pada musim gugur 2012.
Chessdom: Wesley tiba di Webster University dengan ranking 99 dunia dipundaknya. Bagaimana Anda membantunya sampai ke puncak Top 10?
SP: Saya mengembangkan metode pelatihan khusus kelas dunia berdasarkan pengalaman saya berkecimpung puluhan tahun di dunia catur. Untuk itu dibutuhkan disiplin dan kerja keras untuk mengikutinya. Kemudian diperlukan juga pengaturan tentang tujuan atau target yang ingin dicapai.
Meskipun Wesley So sangat berbakat (sama seperti pemain muda berbakat lainnya), tetapi masih banyak sekali kelemahannya. Tanpa memperbaiki kelemahan tersebut dan meningkatkan kekuatan alamiahnya, sangat sulit untuk melangkah ketingkatan berikutnya.
Ada perbedaan besar antara berada di elo rating 2600 dengan 2700, dan khususnya di tingkatan 2800. Dia mempercayai saran serta pelatihan yang saya berikan dan sisanya adalah sejarah.
Sistem ini hanya akan berhasil bagi pemain muda top yang punya ambisi untuk terus mengembangkan dirinya. Itulah sebabnya mengapa kami memiliki daftar panjang pemain berbakat dari seluruh dunia yang ingin datang ke SPICE. Perlu diketahui di samping pelatihan catur, siswa kami juga belajar keterampilan lain yang akan membantu mereka menghadapi masa depan, baik secara profesional maupun pribadi. Ini adalah program yang sangat unik, dan tidak ada tempat lain didunia yang mempunyai program seperti ini.
Chessdom: Bagaimana ceritanya sehingga Wesley memutuskan untuk bergabung dengan USCF (United State Chess Federation)?
SP: Wesley muak dengan situasi di Filipina terutama federasi caturnya. Dia melihat tidak ada masa depan jika ia terus bergabung di NCFP (National Chess Federation Philipina).
Dia meminta pendapat saya. Saya ingatkan, akan ada pro dan kontra perpindahan antar federasi. Tetapi saya juga mengatakan kepadanya bahwa ia harus mengambil keputusan. Ia adalah pemain catur terbaik dan idola di Philipina. Meninggalkan negara itu akan mengecewakan banyak penggemarnya.
Tentu saja banyak sisi positifnya dari segi materi jika Wesley pindah ke Amerika karena ia akan bisa bermain di Kejuaraan AS, Piala Sinquifield dan lain-lainnya. Saya juga pernah mengalami hal yang sama seperti Wesley. Tetapi saya memilih tinggal di AS selama hampir 10 tahun tanpa berganti federasi. Jadi ini adalah situasi yang sulit tetapi saya mendukung apapun keputusannya. Pada akhirnya, ia memilih untuk pindah dan itu sepenuhnya keputusannya.
Chessdom: Bagaimana akhirnya Wesley memutuskan untuk sepenuhnya menjadi pemain profesional?
SP: Kami melakukan segala hal yang kami bisa lakukan untuk membantu Wesley mencapai puncak 10 besar dunia: memecahkan rekor elo rating 2760, juara di turnamen catur Millionaire, juara Olimpiade mahasiswa, juara Capablanca Memorial di Kuba dan memenangi banyak turnamen besar dalam 2 tahun terakhir. Setelah hampir 2,5 tahun pelatihan di SPICE, sudah waktunya Wesley So untuk menunjukkan apa yang bisa ia perbuat.
Sekarang terserah Wesley, karena ia sudah siap untuk bertarung dengan Carlsen, Caruana, Grischuk, Topalov, Giri dan lain-lain untuk memecahkan rekornya menjadi top 5 dunia serta meraih elo rating 2800.
Chessdom: Apakah Wesley memiliki bakat dan mampu untuk mencapai elo 2800 atau peringkat top 5 di dunia?
SP: Ia sepenuhnya mampu! Tetapi tidak cukup hanya dengan bakat alam dan kerja keras, ada banyak faktor lain. Begitu banyak orang yang ingin mencapai puncak dan sangat sedikit yang bisa sampai disana. Saya berbicara dari pengalaman pribadi. Sekarang saya berharap Wesley melakukan yang terbaik dan saya percaya, ia akan mampu melakukannya.
Photo: Chessdom
Sumber: Chessdom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H