Mohon tunggu...
Soy Dexque
Soy Dexque Mohon Tunggu... Nelayan - Tukang sapu

Ketika Bunga tidak bersemi, alam yang harus kau perbaiki, bukan bunganya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasparov, Karpov, dan Sapi

2 Februari 2019   13:50 Diperbarui: 2 Februari 2019   14:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: imgflip.com

Akhirnya sesuatu yang tidak biasa terjadi. Karpov yang terkenal dengan pertahanan baja yang logis dan tak tergoyahkan mengalami kekalahan beruntun pada game ke 47 dan 48, mengubah skor menjadi 5-3.

Pada titik ini Karpov menjadi seperti penyayang anjing  yang menyadari bahwa anjing yang dipeliharanya ternyata adalah kucing. Atau lebih buruk lagi, seorang pria alay yang ditinggal pergi kekasihnya dengan pria lain (atau wanita lain). Berat badan Karpov turun 10 Kg -- Yang mana ini adalah cara mutakhir untuk menurunkan berat badan.

Karpov berada di ujung kejatuhan sementara Kasparov berdiri di jalur yang benar untuk mencetak comeback paling dramatis dalam sejarah.

Akan tetapi tidak secepat itu Chabelita!

Enam hari kemudian yakni pada tanggal 15 February, Di bawah tekanan Soviet, President FIDE  dengan seenaknya menyatakan bahwa pertandingan berakhir remis. Karpov diselamatkan oleh bell, hanya saja bell itu dibunyikan di tengah pertandingan.

Kita semua bisa mengerti mengapa Soviet ingin agar Karpov menjadi pemenang pada pertandingan perebutan gelar di tahun 1978 dan 1981 melawan Victor Korchnoi yang adalah seorang Yahudi, pembelot, dan pembuat masalah.

Namun Kasparov? Dia adalah warga Russia meski Ibunya Orang Armenia dan di atas semua itu, dia bukan orang Yahudi -- dia cuma setengah Yahudi.

Tapi ya mungkin itulah masalahnya.  Mirip-miriplah dengan negara tetangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun