Mohon tunggu...
Cati Wulandari
Cati Wulandari Mohon Tunggu... -

Seorang gadis berumur 20 tahun, pecinta musik, hobi baca buku yang mudah dicerna oleh otak sendiri, dan hobi travelling tapi terbatas dengan uang yang dimiliki, yang sedang belajar menulis melalui account ini..\r\nmohon kritik dan saran terhadap semua tulisan saya. merci beaucoup.. :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Be a Smart Citizen Journalist!

22 Maret 2011   14:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia jurnalistik merupakan salah satu dunia yang dekat sekali dengan kehidupan kita sebagai masyarakat, karena dunia itulah yang memberi kita berbagai macam informasi kejadian yang ada di sekitar. Sekarang ini bisa kita temui banyak cara untuk mengakses berita-berita tersebut. Tidak hanya melalui media cetak dan elektronik, munculnya new media juga sangat menguntungkan bagi kita. Perkembangan new media, menghasilkan bentuk jurnalisme baru, yang sering kita sebut dengan istilah Jurnalisme Online. Jurnalisme Online merupakan seni memadukan teknologi komunikasi yakni internet dengan jurnalisme konvensional. Jurnalisme Online umumnya berupa website resmi suatu kantor berita, misalnya seperti kompas.com atau detik.com dan masih banyak lagi. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, tidak sedikit masyarakat yang ikut menuliskan kejadian yang mereka alami, yang mereka ketahui melalui alat indra mereka, kemudian tuliskan dengan bahasa mereka sendiri. Proses seperti lebih dikenal dengan istilah Citizen Journalism atau Jurnalisme Warga.

Apa itu Citizen Journalism?

Citizen Journalism adalah peliputan dan penyampaian berita yang dilakukan oleh warga umum yang bahan beritanya didapat melalui panca indra masing-masing. Tentu saja warga yang dimaksud adalah semua warga masyarakat baik yang mempunyai latar belakang pendidikan jurnalistik atauyang tidak memiliki latar belakang tersebut.

D. Lasica lewat tulisannya dalam Online Journalism Review (2003), pernah membagi media untuk citizen journalism dalam beberapa bentuk, yaitu;

1.Partisipasi Audiens : maksudnya adalah komentar-komentar yang ditemukan untuk sebuah berita dalam bentuk apapun. Misalnya berita dalam bentuk video, foto, tulisan,

2.Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website,

3.Partisipasi berita di situs, maksudnya adalah komentar pembaca terhadap berita yang diberikan oleh suatu media tertentu,

4.Tulisan ringan seperti dalam milis dan e-mail,

5.Situs pemancar pribadi.

Sedangkan menurut Steve Outing, bentuk-bentuk citizen journalism adalah;

1.Yang membuka ruang untuk komentar publik (bila di media cetak sering disebut sebagai surat pembaca),

2.Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis,

3.Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan non jurnalis,

4.Bloghouse warga, misalnya seperti wordpress, blogger, atau multiply,

5.Newsroom citizen transparency blogs. Blog yang dimiliki supaya pembaca bisa menyampaikan keluhan, kritik, pujian terhadap suatu organisasi media.

6.Stand-alone citizen journalism site, sumbangan laporan dari warga yang melalui proses editing,

7.Stand-alone citizen journalism, sumbangan laporan dari warga yang tidak melalui proses editing,

8.Gabungan antara Stand-alone citizen journalism website dan cetak,

9.Hybrid: pro+citizen journalism,

10.Penggabungan antara jurnalisme profesional dan jurnalisme warga.

11.Model Wiki.

Ada beberapa sisi positif dan negatif yang dapat kita temui dengan adanya citizen journalism ini. Sisi positifnya yang pertama adalah warga tentunya akan semakin aware dengan kejadian di sekitar mereka, mendorong munculnya rasa ingin tahu yang mereka miliki diikuti dengan tindakan mencari tahu. Jika terdapat warga yang mencari berita suatu kejadian melalui internet, mereka bisa mendapatkan beragam informasi. Tidak hanya melalui website resmi suatu kantor berita, tetapi juga melalui opini warga lain yang ditemukan di internet. Misalnya saja melalui blog yang dibuat oleh seseorang. Tulisan yang dihasilkan pasti akan berbeda. Tulisan di blog jelas tidak terpengaruh oleh sistem suatu media atau kebijakan media. Bisa dikatakan kondisi seperti ini juga mendukung adanya demokratisasi, karena setiap warga bisa menyuarakan pendapat atau pandangannya. Kedua, citizen journalism ini bisa memupuk budaya tulis dan baca masyarakat. Ketiga, bisa menciptakan adanya ruang publik di masyarakat karena adanya diskusi bebas di blog yang ditemukan. Keempat, citizen journalism bisa berperan sebagai kontrol sosial media.

Citizen Journalism, juga mempunyai beberapa sisi negatif. Pertama, keakuratan berita yang ditulis dipertanyakan. Warga yang melaporkan sesuatu kemungkinan tidak mencari tahu secara pasti tentang kejadian yang ada di hadapannya, tidak wawancara langsung dengan sumber, sangat memungkinkan bila warga menulis apa yang mereka lihat saja. Kemudian kurang dalamnya suatu berita. Citizen Journalism juga akan sangat dipengaruhi oleh subyektif penulis. Warga tentu saja mempunyai latar belakang pendidikan, kebudayaan, pengalaman, referensi, dan berbagai macam hal lain yang berbeda-beda. Dan hal-hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap hasil tulisan.

Selain sisi positif dan negatif, terdapat tantangan tersendiri yang kita temui bila ingin menjadi citizen journalism. Pertama adalah masalah profesionalisme. Ketika wartawan/ reporter meliput dan menuliskan suatu berita, mereka bekerja berdasarkan sesuatu yang nantinya akan mereka terima, yaitu gaji. Dan ketika hal tersebut dihadapkan pada citizen journalism yang belum tentu mendapatkan suatu hasil dari tulisan mereka, tulisan mereka juga pasti akan berbeda. Banyak kemungkinan yang akan terjadi, tulisan yang sembarangan, atau tulisan yang terlalu subyektif atau beberapa kemungkinan yang lain.

Tantangan yang kedua adalah hasil tulisan itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, tulisan yang dihasilkan oleh seorang jurnalis, merupakan tulisan yang mempunyai dasar penulisan yang dianut oleh semua jurnalis, yang didapat dari hasil studi mereka sebelum menjadi jurnalis. Sedangkan citizen journalism, umumnyatidak mempunyai latar belakang pendidikan jurnalisme yang kuat, yang mengajarkan dasar-dasar penulisan yang baik kepada mereka. Sekarang yang menjadi tantangan, bagaimana caranya seorang warga umum bisa menghasilkan sebuah tulisan yang baik?Tantangan yang kedua juga bisa menghasilkan tantangan yang ketiga yaitu kualitas tulisan. Kualitas tulisan disini diartikan sebagai apakah tulisan tersebut sudah sesuai dengan kaidah penulisan, akurasi fakta, narasumber yang relevan, dan lain-lain. Apakah bisa citizen journalismmencapai kualitas yang baik?

Tantangan berikutnya, soal keterikatan penulis berita terhadap suatu sistem. Seorang wartawan menulis suatu berita dengan keterikatan dengan suatu media. Perlu diketahui bahwa kebijakan setiap media tentu saja berbeda-beda. Aturan yang diberlakukan sangatlah berbeda. Sedangkan citizen journalism tidak terikat oleh apapun, paling tidak mereka hanya terikat oleh media yang mereka gunakan untuk mempublikasikan tulisan mereka. Menjadi tantangan, bagaimana citizen journalism bisa menggunakan dan memanfaatkan dengan baik kebebasan yang mereka miliki untuk menghasilkan suatu tulisan?

Tantangan yang kelima terkait dengan persoalan hukum. Ketika seorang jurnalis melakukan kesalahan dalam tulisannya, yang membuat beberapa pihak terkait merasa tidak nyaman dan melapor ke pihak yang berwajib. Maka jurnalis tersebut akan diproses sesuai hukum dan undang-undang yang berlaku. Tetapi lain halnya dengan citizen journalism. Hingga saat ini belum pasti danjelas siapa yang akan memprosesnya, ketika ia melakukan kesalahan.

Demikian sedikit gambaran saya pribadi tentang citizen journalism, yang juga dibantu dengan beberapa buku referensi. Sampai saat ini citizen journalism sendiri masih diperdebatkan bahkan masih belum dilegalkan untuk masuk sebagai salah satu bentuk jurnalistik. Tetapi karena mempunyai pasar sendiri, citizen journalism terus berkembang sampai saat ini. Sangat terlihat di kalangan blogger misalnya. Yang perlu diperhatikan sekarang adalah, bagaimana warga yang ingin menjadi citizen journalism, bisa melakukannya dengan baik. Dengan memperhatikan segala pertimbangan, sisi positif-negatif dan tantangan yang akan dihadapi akan sangat membantu untuk menghasilkan tulisan yang baik bagi semua. Be a smart citizen journalism, guys! :)

Referensi:

Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun