Agama merupakan sistem ajaran, seperangkat nilai, dan kaidah agar manusia mampu berhubungan baik dengan Tuhan beserta dengan makhluknya, sedangkan kepercayaan merupakan sistem batin seseorang atas kebenaran ajaran agamanya. (Muwaffiq, 2022) Agama atau kepercayaan sudah ada sejak zaman pra-aksara dan sudah hampir melekat pada manusia-manusia di dunia ini. Hal ini sudah disebar luas dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga terdapat banyak agama dan sistem kepercayaan yang beragam di dunia ini. Di Indonesia sudah memiliki UUD yang membuat warga Indonesia memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang sudah disahkan di Indonesia. (Biro, 2021) Hal tersebut seharusnya membuat Indonesia semakin merdeka dan bertumbuh untuk menjadi negara yang baik, namun tidak jarang ada berita-berita tentang munculnya aliran sesat yang pada akhirnya terjadi penistaan dan penodaan agama. Masih terdapat orang-orang yang memiliki kepercayaan tersendiri sehingga bisa menimbulkan keresahan di agama lainnya.Â
Agama atau konsep kepercayaan sudah ada sejak masa pra-aksara. Pada masa pra-aksara tersebut, mereka menemukan peradaban di antara sesuatu yang hidup dan sesuatu yang mati. Sejak itu mereka menyadari bahwa ada suatu kekuatan yang dapat menggerakkan sesuatu yang lainnya, yaitu jiwa. Banyak hal yang mereka lakukan untuk semakin mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Disinilah awal mula dari perkembangan kepercayaan di masa pra-aksara.
Pada awalnya, konsep kepercayaan ini diduga muncul di zaman paleolithikum, yang dimana manusia-manusia di waktu tersebut melakukan penguburan yang ditemukan di Gua Lawa, Sampung, Ponogoro, Jawa Timur; Gua Sodong, Besuki, Jawa Timur; dan Bukit Kerang, Aceh Tamiang, Nagroe Aceh Darussalam. Diantara mayat-mayat tersebut ada cat merah yang ditaburi. Hal tersebut menandakan bahwa ada korelasi antara cat merah tersebut dengan upacara yang ditujukan untuk membuktikan kehidupan baru di alam baka. Selain dari penguburan, ada juga ditemukan cap-cap tangan dengan cat merah di dinding-dinding gua. (Modul buku sejarah X KD 3.4, halaman 25-26 ,2020) Manusia-manusia pada zaman itu telah melakukan banyak ritual dan persembahan untuk roh-roh tersebut sehingga ada munculnya sistem kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan tentang semua makhluk hidup yang memiliki roh dan menyembahnya, sedangkan dinamisme merupakan kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan gaib dan menyembahnya.
Zaman mesolithikum juga mempunyai sistem kepercayaan yang sama seperti zaman sebelumnya, yaitu animisme dan dinamisme. Mereka semakin menghormati roh nenek moyang mereka. Segala upacara keagamaan dan penyembahan telah dilakukan agar mereka mendapatkan perlindungan, berkat, dan keuntungan. Sebagai contoh, kapak yang dibuat dari batu chalcedon (batu indah) sangat dihormati dan dianggap memiliki kekuatan. (Modul buku sejarah X KD 3.4, halaman 28 , 2020)
Selanjutnya adalah zaman neolithikum yang memiliki kepercayaan yang hampir sama seperti kepercayaan di zaman mesolithikum namun ada sistem kepercayaan lainnya yaitu totemisme. Totemisme merupakan kepercayaan terhadap suatu hewan karena dianggap suci dan memiliki kekuatan gaib. Oleh karena itu ada beberapa hewan yang disakralkan seperti ular, sapi, dan harimau di zaman tersebut. (Kresnoadi, 2017) Hewan-hewan yang disembah ini disebut sebagai totem . Totem ini bisa berbentuk hewan-hewan seperti ikan, ular, burung, dll ataupun seperti tumbuhan. (Widya, 2022)
Zaman megalithikum merupakan masa dimana kepercayaan tersebut mulai berkembang. Sistem kepercayaan zaman megalithikum sama seperti sistem kepercayaan masa sebelumnya, yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme. Namun sistem kepercayaan yang paling berkembang pada saat itu adalah anismisme. Kepercayaan di masa ini bisa dilihat dari peninggalan-peninggalannya seperti arca batu, ukiran, bangunan-bangunan besar, dolem, dll. Benda-benda tersebut digunakan upaya pemujaan nenek moyang. (Lithalia, 2022) Mereka yakini bahwa benda-benda yang mereka ciptakan bisa digunakan untuk menyembah roh nenek moyang mereka dan agar mereka tetap bisa dilindungin dan diberi berkat dari roh tersebut.
Masa yang terakhir di masa pra-aksara yaitu masa perudangian atau zaman logam yang dimana di zaman tersebut sistem kepercayaan manusia masih sama dengan zaman sebelumnya, namun manusia sudah mengerti cara mengolah logam dan membuat benda-benda. Alat-alat yang digunakan untuk praktik pemujaan juga lebih canggih daripada masa-masa sebelumnya, contohnya yaitu kapak perunggu. (Nurul Hidayah, 2020) Mereka melakukan berbagai macam upacara, salah satu upacara yang penting bagi mereka yaitu upacara kematian. Upacara kematian ini penting di masa tersebut dan memiliki dua pola penguburan yaitu sistem penguburan langsung (Primary Burial) dan sistem penguburan tidak langsung (Secondary-burial). (Verella, 2022)
Hingga sekarang, sistem kepercayaan tersebut masih berkembang sehingga timbulnya sistem kepercayaan yang terakhir yaitu monoisme. Monoisme yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tingkat ini, manusia memulai memikir atas hal-hal yang pernah dialaminya, mulai dari awal dan akhir dari suatu peristiwa dan fenomena-fenomena. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa ada suatu Mahakuasa yang tidak tertandingi oleh manusia. (Kresnoadi, 2017) Karena adanya kepercayaan tersebut, terdapat banyak agama yang tersebar luas di dunia ini. Pada masa sekarang, terdapat sekitar 4,000 hingga 4,300 agama di dunia dan sekitar 85% populasi manusia yang memiliki agama. (Joan, 2022) Negara-negara tentunya memiliki peraturan dan undang-undang tersendiri mengenai sistem keagamaan, seperti Indonesia.Â
Indonesia merupakan negara yang memberi hak kepada warga-warganya untuk memeluk agama secara bebas. Meskipun begitu, Indonesia juga memiliki peraturan-peraturan dan undang-undang untuk sistem keagamaannya. Hal ini diciptakan agar warga Indonesia merasa aman dan memiliki kebebasan untuk memilih agama yang mereka mau. Adanya juga UUD dan peraturan-peraturan tersebut agar menghindar adanya perpecahan dan diskriminasi antar warga yang memiliki agama yang berbeda-beda. Di UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 dikatakan:
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
(Silmi, 2022)
UUD 1945 Pasal 28E Ayat 1 juga menegaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya. (Biro, 2021)
Pasal 29 menegaskan bahwa Indonesia ini merupakan negara yang tidak bisa lepas dari keagamaan karena merupakan suatu prioritas dari negara tersebut. Dari Pasal 29 Ayat 1, hal-hal yang bisa disimpulkan yaitu bahwa Indonesia menggunakan ajaran-ajaran agama menjadi pemersatu bangsa dan menjadikan hal tersebut menjadi nilai penting dalam kemerdekaan. Hal ini juga berarti bahwa Indonesia tidak menerima adanya atheisme karena negara ini merupakan negara hukum dan beprinsip kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan untuk Pasal 29 Ayat 2, ayat tersebut menyatakan bahwa tiap penduduk Indonesia memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Hal ini bisa menciptakan kerukunan, kedamaian, dan kesetaraan antar masyarakat yang memiliki agama berbeda-beda. Indonesia juga sudah ditetapkan agama yang sah yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. (Mesakh, 2022)
Pemerintah juga menjamin atas kebebasan beragama di Indonesia. Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengatakan bahwa adanya pembentukan negara agar hak masyarakat Indonesia bisa terpenuhi dan dilindungi. Beliau juga menegaskan bahwa melindungi hak kebebasan setiap orang dalam beragama dan beribadat merupakan tugas negara. Kebebasan beragama di negara masih memiliki banyak tantangan, namun Yasonna mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menhilangkan segala perbedaan secara lebih serius. (Biro, 2021) Dari adanya pemerintah yang membantu untuk menyelesaikan konflik ini, Indonesia bisa semakin tinggi rasa toleransi dan kerukunan antar orang.
Namun sayangnya, meskipun adanya UUD tersebut masih saja terdapat kasus-kasus mengenai penistaan dan penodaan agama di Indonesia. Contoh kasus yang akan diliputi yaitu kerusuhan di Ambon. Kerusuhan ini terjadi pada tahun 1999 dan pemicu kerusuhan ini adalah pertikaian antara sopir angkot dan kenek di Terminal Batumerah. Pada masa-masa tersebut, ada banyak terjadi pengusiran, penjarahan, dan pembakaran rumah orang-orang Islam. Kerusuhan tersebut menelan banyak korban jiwa dan harta-harta. (Badan Litbang, 2005) Dari contoh kasus tersebut, perbedaan agama merupakan hal yang menjadi masalah utama. Selain dari masalah tersebut, mereka juga merasa sombong karena merasa agama mereka tidaklah salah dan juga marah karena mereka tidak mau berdamai dengan satu sama yang lain. Masyarakat Indonesia masih memiliki kesusahan untuk bisa saling mengerti dan toleransi dengan satu sama lain.Â
Jika kerusuhan dan masalah-masalah terus bermunculan, maka Indonesia akan semakin susah untuk mencapai Trilogi Kerukunan umat beragama. Trilogi Kerukunan adalah konsep kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antara umat beragama dan pemerintah. Hal ini penting agar masyarakat beragama bisa saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Upaya yang bisa dilakukan yaitu tidak membangun suatu dinding perbedaan dengan orang lain yang memiliki agama yang berbeda, saling toleransi, saling menghormati antar agama, dan memberikan hal-hal positif terhadap sesama.
Namun jika dianalisa secara lebih dalam, kepercayaan masa pra-aksara tidak sesuai dengan UUD NRI 1945 dan pandangan Kristen. Hal ini dikarenakan Indonesia hanya memiliki 6 agama yang sah dan hal-hal yang menentang prinsip dari agama yang dipeluk tidaklah sah. Kalau dilihat dari pandangan Kristen, kepercayaan masa pra-aksara seperti aninisme, dinamisme, dan totemisme, sangat bertentangan dengan apa yang telah dipelajari di Kristen. Berdasarkan ayat alkitab pada Imamat 19:4, Keluaran 20:4-5, dan Keluaran 23:24, orang-orang Kristen seharusnya tidak setuju dengan keberadaan benda-benda berhala di dunia ini. Tuhan mengiginkan umatnya untuk hanya beribadah kepada-Nya dan tidak kepada yang lain. Tuhan menyatakan bahwa benda-benda berhala tersebut seharusnya di musnahkan dan di remukkan. Manusia-manusia di masa pra-aksara sudah dipenuhi oleh hawa nafsu untuk terus membuat dan menyembah benda-benda berhala tersebut sehingga membutakan diri kepada jalan yang salah.
Oleh karena itu, peran Roh Kudus dalam hidup kita sangatlah penting. Roh Kudus tersebut bisa menuntun kita kepada jalan yang benar dan semakin mendekatkan kita kepada Allah Bapa. Roh Kudus pastinya akan selalu berada di dalam kita dan juga bisa semakin bertumbuh jika kita mengiginkan diri kita sendiri untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Kita semakin bisa mengetahui rencana dan kehendah Tuhan atas kita dan kita juga bisa semakin mengenal dengan pencipta kita. Kita akan mengalami tranformasi spiritual yang akan mengubah kita untuk menjadi manusia yang sempurna bagi Dia. Kita bisa menjadi manusia yang bijak, berbaik hati, ramah, penyabar, dan pengertian kepada orang lain. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencapai tranformasi spiritual tersebut yaitu dengan banyak beribadah dan berdoa, membaca Firman Tuhan setiap hari, tidak mengatakan hal-hal yang kasar, dan melakukan refleksi diri sendiri setiap hari.
Konsep kepercayaan memang sejak ada dari dulu dan sudah mengalami berbagai banyak perubahan hingga sekarang. Dimulai dari animisme, dinamisme, totemisme, dan monoisme. Dari adanya kepercaan monoisme, agama pun muncul karena kepercayaan tersebut percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekarang ada banyak negara yang sudah menganut agama, seperti Indonesia. Di Indonesia, masyarakatnya memiliki kemerdekaan untuk menganut agama yang sudah disahkan, seperti Kristen Protesta, Kristen Katolik, Buddha, Islam, dan Konghucu, karena adanya UUD NRI 1945. Namun Indonesia masih sering terkena kasus ateisme, penistaan, dan penodaan agama yang dikarenakan masyarakat yang masih belum bisa menerima perbedaan satu sama lain dan juga dikuasai oleh kesombongan atas dasar bahwa agama yang mereka pilih selalu benar. Dari pandangan Kristen, kepercayaan pada masa pra-aksara seharusnya tidak dibenarkan karena tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Kepercayaan seperti animisme, dinamisme, dan totemisme seharusnya tidak dilakukan dan harusnya disalahkan karena hal ini bisa membuat manusia semakin menjauh dari Tuhan. Oleh karena itu, manusia seharusnya mengerti dan nyadar bahwa jalan yang benar adalah jalan yang diberikan oleh Tuhan.
Daftar Pustaka
Humas Biro. "Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama." Web.kemenkumham.go.id, 22 Des. 2021, www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama. Diakses 14 Nov. 2022.
Media, Kompas Cyber. "5 Kasus Aliran Sesat Dan Mengaku Nabi Di Tanah Air, Klaim Setara Yesus Hingga Nabi Terakhir Halaman All." KOMPAS.com, 20 Jan. 2020, regional.kompas.com/read/2020/01/21/06380041/5-kasus-aliran-sesat-dan-mengaku-nabi-di-tanah-air-klaim-setara-yesus-hingga?page=all. Diakses 14 Nov. 2022.
Agama, Kementrian. "Peranan Agama Dalam Kehidupan Keseharian Umat." Kemenag.go.id, 16 Nov. 2021, kemenag.go.id/read/peranan-agama-dalam-kehidupan-keseharian-umat-orvgw#:~:text=Agama%20berperan%20sangat%20penting%20dalam. Diakses 14 Nov. 2022.
2020, Direktorat, et al. Modul Sejarah Indonesia_X_3.4 Dan 4.4 KEHIDUPAN MASYARAKAT PRAAKSARA INDONESIA SEJARAH INDONESIA KELAS X PENYUSUN DRA. VENI ROSFENTI, M.PD. 2020.
Kresnoadi. "Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah | Sejarah Kelas 10." Www.ruangguru.com, 22 Des. 2017, www.ruangguru.com/blog/sistem-kepercayaan-manusia-purba#:~:text=Kepercayaan%20terhadap%20nenek%20moyang%20ini. Diakses 14 Nov. 2022.
Mutsani Hasbi. "Zaman Paleolitikum : Pengertian, Ciri, Kehidupan, Kebudayaan, Kepercayaan, Dan Peninggalannya Lengkap." Forbes.Id, 3 Des. 2019, forbes.id/zaman-paleolitikum-pengertian-ciri-kehidupan-kebudayaan-kepercayaan-dan-peninggalannya-lengkap/. Diakses 14 Nov. 2022.
Jufri, Muwaffiq. "THE POTENTIAL of RELIGION EQUALIZING with INDIGENOUS FAITHS in INDONESIA." POTENSI PENYETARAAN AGAMA DENGAN ALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA, vol. 13 No.1 April 2020, 2020, jurnal.komisiyudisial.go.id/index.php/jy/article/viewFile/360/pdf, 10.29123/jy.v13i1.360. Diakses 14 Nov. 2022.
Ningsih Widya Lestari. "Sistem Kepercayaan Masyarakat Pada Masa Neolitikum Halaman All." KOMPAS.com, 12 Oct. 2022, www.kompas.com/stori/read/2022/10/12/103000779/sistem-kepercayaan-masyarakat-pada-masa-neolitikum?page=all#:~:text=Masyarakat%20pada%20masa%20Neolitikum%20percaya. Diakses 14 Nov. 2022.
litalia. "Zaman Megalitikum, Pengertian, Ciri-Ciri, Peninggalan Dan Hasil Kebudayaannya [Lengkap]." Jurnalponsel, 3 Juni 2022, www.jurnalponsel.com/zaman-megalitikum/. Diakses 14 Nov. 2022.
Hidayah, Nurul. "Sejarah Kelas 10 | Aspek Kepercayaan Pada Masa Praaksara." Www.ruangguru.com, 6 Mar. 2020, www.ruangguru.com/blog/aspek-kepercayaan-masa-praaksara. Diakses 14 Nov. 2022.
Devanka, Verella. "Bagaimana Sistem Kepercayaan Pada Masa Perundagian? Halaman All." KOMPAS.com, 4 Aug. 2022, www.kompas.com/stori/read/2022/08/04/110000479/bagaimana-sistem-kepercayaan-pada-masa-perundagian-?page=all#:~:text=Masyarakat%20pada%20masa%20perundagian%2C%20manusia. Diakses 14 Nov. 2022.
Pangemanan, Joan Imanuella Hanna. "10 Agama Terbesar Di Dunia, Islam Urutan Segini." Mediaindonesia.com, 5 Sept. 2022, mediaindonesia.com/humaniora/520289/10-agama-terbesar-di-dunia-islam-urutan-segini#:~:text=Ada%20berbagai%20jenis%20kepercayaan%20yang. Diakses 14 Nov. 2022.
Utami, Silmi Nurul. "Isi UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 Dan 2 Beserta Maknanya Halaman All." KOMPAS.com, 8 Feb. 2022, www.kompas.com/skola/read/2021/09/06/120618169/isi-uud-1945-pasal-29-ayat-1-dan-2-beserta-maknanya?page=all. Diakses 15 Nov. 2022.
Dachi, Mesakh Ananta. "Yuk Mengenal 6 Agama Yang Diakui Di Indonesia." Mediaindonesia.com, 30 Aug. 2022, mediaindonesia.com/humaniora/518640/yuk-mengenal-6-agama-yang-diakui-di-indonesia. Diakses 15 Nov. 2022.
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. "Konflik Sosial Bernuansa Agama: Studi Kasus Kerusuhan Di Ambon." Www.balitbangdiklat.kemenag.go.id, 25 Nov. 2005, balitbangdiklat.kemenag.go.id/berita/konflik-sosial-bernuansa-agama-studi-kasus-kerusuhan-di-ambon. Diakses 2 Nov. 2022.
Sudarno Jaja. "Tri Kerukunan Umat Beragama." Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, 21 Juni 2017, bengkulu.kemenag.go.id/artikel/42737-tri-kerukunan-umat-beragama. Diakses 15 Nov. 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H