Destilasi Tanaman Minyak Kayu Putih

Eucaliptus(Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota famili jambu biji (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih. Untuk memperoleh minyak tanaman ini diekstraksi dari daun dan cabang (biasanya dengan penyulingan uap).Minyak kayu putih mudah menguap, dan orang yang berdiri di dekat pohon ini di hari yang panas dapat mencium bau minyak kayu putih dari kejauhan.Minyak kayu putih suling biasanya digunakan sebagai minyak balur atau dicampur dengan minyak obat lain (seperti minyak Telon) atau dalam parfum dan produk rumah tangga lainnya.

Pengolahan minyak atsiri dari tanaman kayu putih banyak dijumpai di kepulauan Maluku. Minyak atsiri kayu putih sering digunakan sebagai pengobatan alternatif. Hal ini dikarenakan komponen utama dari minyak atsiri yakni sineol termasuk dalam golongan terpenoid. Sineol adalah senyawa monoterpene berperan sebagai antimikroba, antioksidan kekebalan tubuh, analgesic dan spasmolitik. Dalam pengolahan minyak astri kayu putih digunakan metode destilasi. 

Pada sistem destilasi ada dua komponen utama yakni boiler digunakan sebagai wadah mengkukus produk dan kondensor yang digunakan sebagai tempat untuk mendinginkan uap hasil kukusan minyak astri dari tanaman minyak kayu putih . Model kondensor pada sistem destilasi tradisional masih menggunakan model kondensor pipa lurus,model ini memiliki kelemahan yaitu suhu kondesat yang masih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa kinerja kondensor masih belum bekerja secara optimal.

Dalam pengolahan minyak astri kayu putih digunakan metode destilasi. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya (Ketaren, 1985).  Pada sistem destilasi ada dua komponen utama yakni boiler digunakan sebagai wadah mengkukus produk dan kondensor yang digunakan sebagai tempat untuk mendinginkan uap hasil kukusan minyak astri dari tanaman minyak kayu putih. Pembuatan minyak kayu putih dapat dilakukan dengan 2 metode berikut:

https://chemistnotes.com/organic/steam-distillation-apparatus-and-2-important-examples/

1.Metode steam distillation.
Metode ini prinsip kerja nya hampir sama dengan penyulingan langsung, hanya saja air penghasil uap tidak diisikan bersama-sama dalam ketel penyulingan.Uap yang digunakan dalam metode ini berupa uap jenuh atau uap yang kelewat panas dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer. Lalu nanti nya uap air yang dialirkan melalui pipa melingkar yang berpori dan berada dibawah bahan tanaman yang akan disuling, lalu nanti nya uap akan bergerak menuju kebagian atas melalui bahan yang disimpan diatas saringan.

https://www.researchgate.net/figure/Hydro-distillation-Clevenger-apparatus-system_fig1_308574938

2. Metode hydro distillation

Metode ini merupakan proses destilasi yang paling sederhana dan tertua untuk memperoleh minyak essensial dari tanaman. Pada metode ini, bahan yang akan disuling dikontakkan langsung dengan air mendidih. Lalu bahan destilasi mengapung di atas air atau terendam secara sempurna ini bergantung pada berat jenis dan jumlah dari bahan yg disuling. Air dipanaskan dengan metode pemanasan yang biasa dilakukan, yaitu dengan panas langsung. Distilasi air berbeda dengan distilasi uap terutama pada bahan tanaman yang hampir seluruhnya terendam air pelarut dalam metode destilasi ini. 

Proses Distilasi Minyak Atsiri Kayu Putih

Distilator diisi air sebanyak 33 liter, kemudian daun kayu putih segar dimasukkan ke distilator, ditutup rapat dan tungku api dinyalakan. Perhitungan lama penyulingan dilakukan setelah tetesan pertama, dimana variable yang dipilih yaitu 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. 

Kondensor dan bak penampung air diisi dengan air sampai penuh, dan dilakukan pengecekan suhu pada kondensor dan bak penampung air setiap jam, dengan mencatat suhu distilator, bak penampung,cooling tower dan destilat setiap 30 menit, diambil minyaknya setiap 2 jam, dihentikan pada jam ke 6 lalu diambil produk (air+miyak), dimasukan corong pisah dan didiamkan selama satu malam lalu diambil produk (minyak) dan disimpan pada Suhu 4°c dan dilanjutkan dengan analisa GC-MS. 

Metode Hydrodistillation mampu menghasilkan jumlah rendemen minyak atsiri sebesar 25 ml/10kg daun kayu putih sedangkan metode Steam distillation menghasilkan jumlah rendemen minyak atsiri sebesar 31ml/10kg daun kayu putih.Specific Gravity minyak atsiri daun kayu putih pada metode Hydrodistillation sebesar 0,904 gr/cm3,sedangkan pada metode Steam distillation sebesar 0,899gr/cm3. Indeks bias minyak kayu putih yang diperoleh dari metode Hydrodistillation sebesar 1,4585 pada suhu 200C, sedangkan pada metode Steam distillation sebesar 1,4602 pada suhu 200C. 

Metode Steam distillation dilihat dari kualitas fisik menghasilkan minyak yanglebih baik, (unggul pada nilai indek bias, dan volume minyak). Metode Hydrodistillation dilihat dari analisa komponen kimia dan Specific Gravity menghasilkan minyak yang lebih baik dibandingkan Steam distillation (unggul pada jumlah komponen kimia yangterdeteksi pada analisa GC-MS). 

Metode Steam distillation dilihat dari kualitas fisik menghasilkan minyak yang lebih baik, (unggul pada nilai indek bias, dan volume minyak). Metode Hydrodistillation dilihat dari analisa komponen kimia dan Specific Gravity menghasilkan minyak yang lebih baik dibandingkan Steam distillation (unggul pada jumlah komponen kimia yang terdeteksi pada analisa GC-MS).