Ngaben adalah upacara adat yang berada di Bali yang bersifat wajib pada kebudayaan bali bagi seseorang yang sudah meninggal. Dalam Hindu sendiri ngaben adalah memisahkan jiwa dari jasad yang dilakukan melalui kremasi yang dipercaya akan membawa kembali tubuh seseorang yang sudah meninggal kedasar alami tubuh.
Umat Hindu sangat percaya dengan melaksanakan upacara Ngaben akan dapat membebaskan jiwa dari perbuatan buruk selama hidup di dunia, dengan tujuan untuk mengantar seseorang yang sudah meninggal ke surga dan bereinkarnasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Sejarah Ngaben sendiri masuk pada abad ke-8 di Bali dan diwariskan secara turun-menurun. Hingga saat ini, kebudayaan Ngaben masih terus dilakukan di Bali dan menjadi tradisi agama Hindu di Bali.
Proses dari upacara Ngaben terdiri dari beberapa. Pertama memandikan jenazah supaya mengembalikan fungsi tubuh ke asalnya dan roh mengalami reinkarnasi kembali. Kedua pemasangan lembu untuk menahan jenazah dan untuk membingungkan arwah agar tidak menemukan jalan pulang. Ketiga pembakaran atau kremasi untuk membebaskan roh dari belenggu duniawi menuju kehidupan baru. Keempat diramaikan ritual kebudayaan dengan suasana perasaan yang bahagia dan meriah.Â
Upacara Ngaben dilakukan segera setelah semua persiapan sudah selesai, siap dan dipercaya jika terlalu lama dilakukan arwah menjadi gentayangan dan menjadi Bhuta Cuil.
Upacara Ngaben sendiri dibagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Ngaben Sawa WedanaÂ
Upacara yang tidak melewati proses penguburan terlebih dahulu dengan kurun waktu 3-7 hari dari hari meninggalnya orang tersebut.
2. Ngaben Asti Wedana
Upacara yang menggunakan kerangka jenazah yang sudah pernah dikubur yang bersamaan dengan upacara menggali kuburan yang akan di Ngabenkan.
3. SwastaÂ