Mohon tunggu...
cathelya ishak
cathelya ishak Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - S1 Pariwisata UGM

undergraduate student at UGM

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pagi yang Berkesan: Perjalanan Liaison Officer di Candi Borobudur

9 Oktober 2024   10:07 Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi di Candi Borobudur adalah pagi yang cukup berkesan bagi saya saat menjadi liaison officer di salah satu acara Young Southeast Asia Leaders Initiative atau biasa disingkat YSEALI. Pada saat itu, fokus saya hanya bekerja dan berusaha semampu saya dalam pengiringan tamu-tamu muda ASEAN yang pasti, saya asumsikan, akan banyak bertanya selama kunjungan mereka ke candi Borobudur. Hal ini membuat saya sedikit grogi karena tidak adanya persiapan yang saya lakukan malam sebelumnya terkait candi Borobudur karena kelelahan bekerja. Dari hotel Royal Ambarukmo saya memulai perjalanan menggunakan bus bersama para tamu undangan dan juga staff-staff acara yang lain. Sebelum sampai di candi, kami perorang diberikan sandal khusus yang bernama “Upanat” yang berfungsi untuk meminimalisir tekanan terhadap candi yang akan terjadi saat kami berkunjung ke atas candi. 

Saat sampai disana, tidak terpikirkan oleh saya untuk menikmati pemandangan yang ada karena saya sendiri memiliki beban tanggung jawab, yaitu mengiring tamu-tamu undangan yang hadir. Tidak saya sangka bahwa pertama kalinya saya menginjakan kaki di Candi Borobudur menjadi pengalaman yang berarti bagi saya pribadi. Saya cukup terkejut melihat betapa megah dan gagahnya Candi Borobudur itu berdiri tegak di antara lahan yang luas dan disinari matahari pagi yang menyehatkan. Setelah berkesempatan untuk berfoto bersama-sama, saya menyempatkan untuk mengambil foto untuk koleksi pribadi saya sendiri, hal ini saya lakukan bersama teman teman Liaison officer saya yang lain demi mengabadikan momen yang ada sebelum kembali mengiringi tamu. 

Dari pihak penyelenggara sendiri berkesempatan untuk menyewa tour guide yang menurut saya pribadi, sangat berpengalaman dalam menjelaskan sejarah candi Borobudur dimana beliau bisa menjelaskan sejarah dengan sangat menarik dengan menggunakan bahasa tubuh. Hal ini tidak diragukan lagi bagi saya, karena manajemen Candi Borobudur mempunyai sistem pengelolaan turis yang terkenal baik karena sangat berpengalaman dalam pengelolaan Candi Borobudur. Sembari mendengarkan tour guide, kami menjelaskan tentang sejarah candi dan kami juga berkesempatan mengelilingi candi sampai ke atas. Tetapi, foto yang kami bisa ambil untuk koleksi pribadi tidak terlalu banyak karena adanya keketatan jadwal pada hari itu. 

Saya sempat tidak enak hati terhadap tamu-tamu ASEAN karena harus mengiring mereka ke tempat tempat selanjutnya setelah candi. Tetapi, jadwal harus tetap diikuti dengan baik. Berikut adalah penjelasan sejarah yang saya dapat selama berkunjung ke candi Borobudur; Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. candi ini dibangun pada abad ke-8 hingga 9 oleh Dinasti Syailendra, candi ini memiliki bentuk punden berundak yang unik, menyerupai piramida bertingkat dengan stupa besar di puncaknya. Struktur candi sendiri terdiri dari enam teras persegi yang diatasnya terdapat tiga platform melingkar. Pada setiap dindingnya, terdapat relief-relief yang menceritakan kehidupan Buddha dan ajaran-ajarannya yang mana menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan. 

Secara arsitektur, Candi Borobudur dirancang sebagai simbol kosmos atau alam semesta menurut konsep Buddha Mahayana, dengan tiga tingkatan utama yang melambangkan dunia keinginan (Kamadhatu), di dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Di puncaknya, terdapat stupa utama yang dikelilingi oleh 72 stupa kecil, masing-masing berisi patung Buddha. Selain desain yang megah, candi ini juga terletak di kawasan yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan, termasuk Gunung Merapi dan Merbabu di kejauhan, menciptakan pemandangan yang memukau. Borobudur sendiri diakui sebagai situs warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991 dan menjadi destinasi penting bagi peziarah Buddha serta wisatawan dari seluruh dunia.Setelah selesai mengelilingi candi, kami berkumpul di salah satu sudut candi untuk berfoto bersama. Ini adalah momen yang sangat berkesan karena suasana pagi dengan sinar matahari yang lembut membuat candi Borobudur tampak semakin megah dan memukau di latar belakang tempat kami berfoto. 

Kami berfoto dengan senyum lebar walaupun di benak saya masih ada tanggung jawab besar sebagai liaison officer yang sedang bekerja. Namun, sesaat, saya benar-benar bisa menikmati momen kebersamaan dengan teman-teman sesama liaison officer, staff dan panitia yang lain, maupun tamu-tamu yang ada. Ada rasa kepuasan yang muncul karena kami semua memiliki peran penting dalam memastikan acara ini berjalan dengan lancar dan agar para tamu dari ASEAN mendapatkan pengalaman yang terbaik. Setelah sesi foto, kami diarahkan oleh panitia untuk mengunjungi beberapa workshop yang sudah disiapkan di area bawah candi. Salah satu workshopnya ialah kegiatan membersihkan relief candi. 

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman baru, tetapi juga membuat saya terlibat langsung dalam upaya pelestarian Candi Borobudur. Disana kami diajarkan bagaimana cara membersihkan relief-relief yang berharga dengan sangat hati-hati menggunakan alat-alat khusus dan aya bisa melihat dari dekat detail-detail relief yang menakjubkan. Saat membersihkan relief, saya merasa rasa penghargaan saya bertumbuh terhadap perawatan warisan budaya tsb. Melalui proses pembersihan ini, saya mendapatkan wawasan baru tentang betapa pentingnya upaya konservasi yang terus dilakukan. Saya juga menyadari bahwa pelestarian candi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pihak pengelola saja, tetapi juga tanggung jawab kita semua, termasuk generasi muda, untuk menjaga warisan ini tetap lestari. Setelah berkesempatan untuk mengikuti workshop bersama para tamu, saya ditugaskan untuk mengiring mereka ke bus agar kami bisa segera mengikuti jadwal. Makan siang merupakan agenda selanjutnya dimana para peserta bisa mengikuti beberapa workshop lainnya yang lebih menarik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun