Mohon tunggu...
Catharina Rosa Aprilysia
Catharina Rosa Aprilysia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Learn!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hati-Hati dalam Bermedia Sosial, Bahaya di Sekitar Anda!

10 Desember 2021   14:18 Diperbarui: 10 Desember 2021   14:36 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo Anak Millenial, siapa yang tidak menggunakan media sosial? Saya rasa, hampir semua dari kita pasti memiliki akun media sosial. Apakah Anda pernah bermain aplikasi cari jodoh (datting app)? Mungkin hanya sekedar iseng atau memiliki niat serius untuk mencari teman hidup? Hati-hati dalam memilih langkah karena jika tidak memilih langkah yang tepat, mungkin hal serupa dengan kasus yang akan saya bahas di sini akan terjadi. Penasaran dengan kasus apa? Yuk simak di bawah ini!

Pada era digital saat ini, media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial dapat digunakan dalam segala aktivitas, seperti sarana komunikasi dan sosialisasi dengan orang lain. Teknologi yang semakin canggih membuat media sosial berkembang menjadi sarana yang lebih luas. Saat ini, aplikasi pencari jodoh (datting), seperti Tinder dan Bumble, banyak digunakan sebagai sarana berkomunikasi yang baru.

Hidup dalam dunia media digital, dimana kita dapat dengan mudah melakukan apapun, dapat saling terhubung satu sama lain tanpa ruang jarak dan waktu. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus bijak dalam memilih konten yang pantas untuk diunggah dan diperlihatkan kepada publik. Kita juga harus menyadari, apa yang kita unggah di media sosial akan dilihat banyak orang dan tidak dapat dihapus kembali karena memiliki rekam jejak digital. Jika kita menyalahgunakan penggunaan media sosial, maka akan berdampak negatif.

Penangkapan pelaku penipuan dan pemerasan (Sumber: Suara.com)
Penangkapan pelaku penipuan dan pemerasan (Sumber: Suara.com)

Seperti salah satu kasus yang akan saya bahas kali ini yaitu kasus penipuan dan pemerasan lintas negara yang dilakukan oleh Warga Negara Asing (WNA) melalui aplikasi datting. Kasus ini dilakukan di Indonesia pada Agustus 2021 lalu, oleh pelaku asal China dan Vietnam kepada korban wanita yang berada di negara China dan Taiwan. Pada mulanya, pelaku hanya mengajak berkenalan melalui aplikasi datting. Setelah melakukan komunikasi yang cukup intens antar keduanya, pelaku mencoba meminta korban untuk membuka baju dan melakukan kegiatan seksual secara virtual. Para pelaku menjadikan foto dan rekaman video tersebut sebagai bahan untuk memeras dan meminta uang dengan ancaman. Ancaman tersebut diberikan jika para korban tidak memberikan uang, maka foto atau video tersebut akan disebar kepada publik. Hingga akhirnya para pelaku sebanyak 48 orang yang terdiri dari 44 orang laki-laki dan 4 orang perempuan ditangkap dan dikenakan hukuman (Raharjo dalam Suara.com).

Pelajaran dari kasus di atas, menjadi salah satu alasan pentingnya untuk mempelajari komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya dapat membantu dalam memahami berbagai keragaman yang dimiliki oleh orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Martin & Nakayama (2021, h. 20-25), salah satu alasan mengapa penting untuk mempelajari komunikasi antarbudaya adalah memahami teknologi dan komunikasi manusia.

Teknologi membuat kita dapat terhubung dengan orang-orang yang jauh, bahkan yang tidak pernah kita temui sebelumnya. Dengan adanya teknologi, kita dapat menjangkau hal, isu, atau peristiwa di wilayah terjauh dan terpencil sekalipun. Tetapi, perlu diingat juga bahwa media sosial tidak hanya memiliki dampak positif, di sisi lain, adapula dampak negatif yang diberikan. Saat ini, media sosial sering digunakan sebagai sarana untuk mengunggah informasi pribadi. Dalam kasus di atas, perlu juga ada kesadaran diri dalam diri kita masing-masing. Apakah data pribadi yang kita unggah, aman untuk diperlihatkan kepada publik? Di mana, kita harus bisa melihat mana yang baik dan buruk.

Sedikit cerita mengenai pengalaman pribadi saya ketika iseng karena rasa penasaran bagaimana cara kerja aplikasi datting. Dalam aplikasi tersebut, kita diminta untuk memasukan beberapa data pribadi, seperti nama, umur, hobi, pekerjaan, dan lain sebagainya. Kemudian, kita dapat melihat dan memilih "calon pasangan" yang dianggap cocok. Apabila "match" yang artinya "calon pasangan" juga memilih kita, kita dapat langsung chat dengan orang tersebut.

Di sini yang ingin saya katakan adalah kita harus bisa memilih informasi pribadi seperti apa yang layak untuk disebarkan. Selain itu, sebelum kita berkenalan dengan orang lain, harus memahami terlebih dahulu identitasnya dan dari budaya seperti apa orang tersebut, terutama ketika berkenalan dengan orang asing. Apa tujuan orang tersebut memainkan aplikasi datting? Bagaimana kita harus berbicara dan bertindak? Hal tersebut diketahui setelah memahami orang lain. Apabila salah memilih kata atau salah bertindak, mungkin orang tersebut akan tersinggung karena berasal dari budaya yang berbeda.

 Jadi, pahamilah orang lain terlebih dahulu dan kita juga harus pintar dalam bermedia sosial. Jangan sampai salah mengambil langkah dan berujung pada rasa penyesalan.

Daftar Pustaka

Gunawan, Arif. (2020). 7 aplikasi cari jodoh terbaik, yang jomblo yuk merapat!. Diakses pada tanggal 8 Desember 2021, dari https://www.idntimes.com/tech/trend/arifgunawan/rekomendasi-aplikasi-cari-jodoh-terbaik

Martin, Judith N. dan Thomas K. Nakayama. (2021). Intercultural communication in contexts (8th ed.). New York: McGraw Hill.

Raharjo, Dwi Bowo dan Yosea Arga Pramudita. (2021). Kasus penipuan dan pemerasan lewat aplikasi pencari jodoh, polda metro tangkap puluhan WNA. Diakses pada tanggal 8 Desember 2021, dari https://www.suara.com/news/2021/11/13/181551/kasus-penipuan-dan-pemerasan-lewat-aplikasi-pencari-jodoh-polda-metro-tangkap-puluhan-wna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun