Tahap Keeempat: Fase Bersaing dan Kompetisi
Ujian terhadap kehendak bebas dan keinginan untuk membuktikan diri biasanya hadir dalam fase keempat ini. Ini adalah tahapan dimana salah satu pasangan (atau keduanya) mengalami krisis jati diri, dima pengembangan pribadi menjadi sangat esensial. Kamu mungkin akan merasa bersalah dan marah terhadap dirimu sendiri. Saya ini siapa? Bisakah saya menjadi diri saya sendiri? Kenapa pasangan saya selalu membatasi kebebasan saya? Saya membutuhkan waktu dan ruang untuk diri saya sendiri. Saya rindu mencintai diri saya kembali. Banyak hubungan berakhir dengan perceraian di tahap ini, namun tidak sedikit pula yang kemudian kembali dan memperbaikinya.
Tahap Kelima: Fase Menyadari Diri dan Pasangan
Pasangan akan sampai pada tahap ini ketika keduanya mulai memperlakukan diri sendiri dan pasangannya sebagai seorang pribadi yang unik dan bebas. Seseorang yang memiliki prioritas, tujuan, konflik dan idealismenya sendiri. Masing-masing akan bertanggungjawab atas kebutuhannya. Membangun pendekatan yang lebih jujur dan terbuka terhadap pasangannya, yang akan mengantarkan kepada hubungan yang lebih intim. Ketika masing-masing sudah mampu menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya, dan mengesampingkan ego, maka hubungan tersebut akan berjalan ke tahapan selanjutnya berdasarkan rasa saling menghargai dan percaya satu sama lain.
Tahap Keenam: Fase Persetujuan dan Penerimaan
Keseimbangan adalah kunci dari tahapan ini. Ketika kamu mampu menemukan titik tengah antara aktualisasi diri sebagai pribadi, dan pengabdian kepada pasangan. Ketika kamu dapat meraih cita-cita pribadimu sekaligus mendukung kesuksesan pasanganmu. Ketika kamu dan pasanganmu sama-sama paham akan pro dan kons dalam hubungan itu, tapi tetap menikmati kebersamaan. Ketika semua masalah terpecahkan melalui negosiasi dan diskusi. Ketika waktu dipenuhi dengan kehangatan dan perhatian satu sama lain. Inilah tahapan puncak dari suatu hubungan.
Keenam tahapan ini perlu untuk dipahami. Agar setiap pasangan menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan tidak seorangpun bisa lolos dari konflik dalam rumah tangga. Ingatlah selalu bahwa kualitas pribadi jauh lebih penting daripada rumah yang berantakan. Jangan juga menunda untuk menyegarkan kembali romantisme sebelum semuanya terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H