Masih ingat dengan dongeng-dongeng yang kita dengar atau baca waktu kecil? Kisah dalam dongeng tersebut biasanya menggambarkan sepasang pangeran dan putri yang jatuh cinta, menikah dan hidup berbahagia selamanya. Seolah-olah tiga tahapan ini adalah sesuatu yang ideal, yang akan kita temui saat kita dewasa. Namun kenyataannya sangatlah jauh berbeda. Faktanya kita seringkali harus mengalami rasa frustasi, pertengkaran, pengkhianatan, cemburu yang seringkali berujung pada krisis dalam hubungan bahkan berakhir dengan perpisahan.
Bila kita mau merangkum, secara umum ada enam tahapan yang akan dilalui oleh setiap pasangan dalam hubungan mereka. Walaupun rentang waktu dalam menjalani tiap tahapannya sangat bervariasi. Beberapa pasangan ada yang harus berkutat di satu tahap selama bertahun-tahun sebelum "naik kelas" ke tahapan berikutnya. Namun ada pula yang menyelesaikan tahapan tersebut dengan lebih cepat.
Tahap pertama: Fase Jatuh Cinta dan Tergila-gila
Orang sering juga menyebutnya dengan fase bulan madu. Pada tahap ini orang akan melihat pasangannya sebagai orang yang sempurna, menarik, dan keinginan tak terbendung untuk selalu menghabiskan waktu bersama. Seluruh perhatian dan pikiran akan tekonsentrasi kepada sang pujaan hati. Kaulah segalanya. Kau membuatku bahagia. Aku milikmu, kau milikku selamanya. Dalam tahap ini hari-hari rasanya akan dibanjiri dengan kiriman bunga, hadiah, pesan romantis, dan hal-hal kecil lainnya yang diberikan tanpa perlu alasan khusus.
Ketika tahapan ini berakhir, dan romantisme bulan madu menghilang, beberapa pasangan ada yang tidak rela sehingga memilih untuk mengulanginya lagi bersama pasangan yang baru. Namun tidak sedikit pula pasangan yang memilih bertahan dan melanjutkan ke tahapan berikutnya.
Tahap Kedua: Fase Ekspektasi dan Kompromi
Di titik ini, orang akan mulai menyadari bahwa ternyata pasangannya tidak terlalu ideal seperti anggapan semula. Disini pasangan akan mulai saling mengenal dengan lebih dalam, yang biasanya disertai pula dengan rasa frustasi, kemarahan, dan kekecewaan. Pertengkaran yang pertama biasanya terjadi pada tahap ini, karena adanya benturan antara realita dengan harapan. Dia telah berubah. Dia bukan lagi orang yang aku cintai dulu. Aku seperti tidak lagi mengenalnya. Dia menyakitiku, aku salah apa. Kenyataannya, dia adalah orang yang sama, namun ketika kamu mengenalnya lebih dalam, maka sudut pandangmu pun ikut berubah.
Jika kamu hendak mempertahankan hubungan ini, tantangan pertama yang harus kamu lakukan adalah mencoba berkompromi dan mencari jalan untuk menerima perbedaan. Berusahalah menerima bahwa itu semua adalah bagian dari diri pasanganmu yang sulit untuk diubah.
Tahap Ketiga: Fase Kekuasaan dan Kendali
Masalah utama dalam tahap ini adalah ketidakpercayaan yang biasanya berujung pada keinginan untuk memiliki kendali penuh atas diri pasangan. Keduanya enggan untuk mengalah dan mulai melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Kamu egois dan tidak mencintaiku! Kamu sama seperti orangtuamu! Kau hanya mementingkan diri sendiri! Jika kamu terus seperti itu, aku akan meninggalkanmu.
Jika hubungan telah mencapai level tekanan seperti ini, berarti saatnya untuk belajar bagaimana memecahkan masalah bersama-sama. Bagaimana mencari jalan tengah yang tidak menyakiti kedua belah pihak, berusaha untuk memandang sesuatu dari sudut pandang pasangan. Dan bertanggungjawab atas semua hal yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan.