Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Shirataki, Makanan Sehat No Kalori

20 Juni 2019   21:09 Diperbarui: 20 Juni 2019   21:16 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani program diet memang gampang-gampang susah. Rasanya semua tips cara menurunkan berat badan sudah dilakukan, tapi tetap saja angka di timbangan tak kunjung menyusut. Bagi orang yang hobi makan, hal paling sulit untuk dilakukan saat diet adalah mengontrol nafsu makan. Karena biasanya makanan yang sehat dan baik untuk diet itu rasanya tidak semenggiurkan makanan berlemak dan berkalori tinggi. 

Saat sedang putus asa dengan semua usaha saat berdiet, kita akan sangat berharap ada makanan yang rasanya enak, mengenyangkan, tapi sekaligus rendah kalori. Kalau itu yang anda cari, ada satu makanan yang memenuhi semua kriteria itu.

Shirataki, bahan makanan yang terbuat dari konjac atau tanaman iles-iles ini namanya mulai naik daun sejak diperkrnalkannya metode keto diet. Diet yang mengusung prinsip rendah karbohidrat namun tinggi lemak ini telah mendongkrak kepopuleran shirataki sebagai makanan diet.

Nama shirataki sendiri berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah 'white waterfall', atau air terjun berwarna putih. Tanaman yang juga dikenal sebagai umbi gajah ini sekarang baanyak diolah dalam bentuk mie dan beras. Rasanya tawar dan agak kenyal jika dikunyah. Kalau begitu apa yang istimewa dari shirataki ini, sehingga bisa menjadi makanan favorit orang yang sedang diet?

Ternyata menurut penelitian, shirataki merupakan makanan yang mengandung kalori yang sangat rendah, bahkan banyak yang menyebutnya sebagai makanan zero calorie. Kelebihannya lagi, makanan ini sangat enak rasanya jika diolah menjadi makanan pengganti nasi dan mie. Selain itu shirataki juga mengandung serat yang tinggi, sehingga memberikan efek mengenyangkan yang lebih lama.

Saya sendiri sudah mengonsumsi shirataki sejak setahun terakhir. Olahan yang saya pilih adalah yang berupa mie kering. Karena bagi saya belum ada yang dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok. Tapi kalau sedang diet, saya memilih untuk mengganti nasi putih menjadi nasi merah. Dan saat saya rindu untuk makan mie (apalagi terbayang nikmatnya mie instan), saya akan memasak mie shirataki sebagai penggantinya.

Shirataki yang berwarna putih agak transparan ini ternyata memiliki tekstur yang mudah menyerap bumbu masakan, sehingga rasanya sangat enak.

Cara mengolahnya pun tidak rumit. Mirip seperti saat membuat mie instan goreng. Mie kering cukup direbus terlebih dahulu sampai lunak, kemudian tiriskan. Lalu tambahkan dengan bumbu-bumbu dan lauk yang diinginkan. Setelah itu goreng sebentar agar semua bumbu tercampur dan lauk yang dimasukkan matang.

Sangat mudah. Karena mie shirataki bertekstur kenyal, saat digoreng, mienya tidak mudah patah, seperti yang biasa terjadi pada mie yang terbuat dari beras (contohnya bihun).

Masih ada lagi, shirataki juga dapat diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau. Tidak seperti makanan sehat ala diet lainnya yang memang kebanyakan impor, harga shirataki masih tergolong murah.

Pertanyaan nya adalah, apakah dengan segudang kekebihan di atas, shirataki dapat dijadikan makanan pokok pengganti nasi? Menurut para ahli gizi, makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung nilai gizi yang lengkap dan seimbang. Kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral tetap harus dipenuhi. Artinya, walaupun makanan pokoknya diganti dengan mie shirataki, namun jangan lupa untuk tetap menambahkan, lauk, sayuran, dan yang lainnya agar nilai gizi yang diperlukan tubuh tetap didapatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun