Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Religius: Nilai Ketuhanan yang Universal

17 Juni 2019   16:48 Diperbarui: 17 Juni 2019   16:59 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Writer's Digest

Nilai-nilai universal adalah nilai-nilai yang diterima oleh semua golongan, tidak dibatasi oleh suku, ras, daerah, budaya, agama ataupun kepercayaan kelompok lainnya. Nilai universal tidak akan mendapatkan pertentangan apabila dibenturkan dengan nilai agama apapun. Sehingga apabila diinterpretasikan dalam ruang lingkup sekuler seperti dalam pekerjaan, nilai tersebut akan mendatangkan hal baik bagi setiap orang tanpa kecuali. Nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, kerjasama, cinta kasih, tanggung jawab, dan penghargaan merupakan bagian dari nilai universal yang tidak hanya dapat diterima, tetapi justru mutlak untuk dihidupi oleh setiap orang dalam dalam dunia pekerjaan.

Tuhan tidak dimiliki oleh suatu kelompok manusia, tetapi oleh semua manusia tanpa kecuali. Demikian pula dengan nilai-nilai ketuhanan. Semua manusia sejak lahirnya memiliki sifat-sifat baik dalam dirinya yang merupakan cerminan pribadi Tuhan yang menciptakannya. Bila ada seseorang yang melakukan hal-hal yang tidak baik, bukan berarti orang tersebut diciptakan oleh Tuhan yang tidak baik, atau berasal dari Tuhan yang salah. Bila kita kembali kepada pemahaman yang benar tentang Tuhan, maka seluruh batas-batas keagamaan akan menghilang. Tuhan adalah Tuhan. Sifat dan pribadi Tuhan adalah sama, tak peduli dari golongan apapun kita berasal.

Ritual keagamaan dan tampilan luar adalah implementasi yang terlalu sempit dari pemahaman yang benar tentang nilai ketuhanan. Pemahaman seperti ini bukan saja dapat menimbulkan sekat-sekat diantara sesama manusia, tetapi juga dapat dianggap sebagai intervensi kehidupan pribadi seseorang. 

Hubungan seseorang dengan Tuhan adalah hubungan yang sangat pribadi, tersembunyi dan tidak dapat disentuh oleh orang lain. Walaupun demikian, dampak dari hubungan tersebut dapat kita rasakan secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak pernah tahu atau bahkan tidak perlu tahu berapa kali seseorang beribadah atau berkomunikasi dengan Tuhan dalam sehari. Tapi hasil dari keintimannya dengan Tuhan tersebut dapat kita rasakan melalui sikap kesehariannya. 

Seorang yang lekat dengan Tuhan akan menghidupi nilai-nilai ketuhanan di dalam dirinya. Orang yang demikian tidak akan melakukan hal-hal yang dibenci oleh Tuhan. Secara otomatis juga Tuhan akan menjadi teladannya dalam bersikap, berpikir dan berkata-kata. Akan sangat aneh apabila kemudian orang tersebut justru melakukan hal yang bertentangan dengan pribadi Tuhan yang dia kenal, yang setiap hari dia sembah dalam ritual ibadahnya, pribadi yang dia ajak berkomunikasi dalam jam-jam doanya. Alangkah lebih indah apabila kehidupan peribadahan kita terdengar sayup-sayup dan tersembunyi, namun dampaknya menggelegar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun