Metode BLW juga menekankan bahwa bayi dapat menentukan sendiri kapan untuk berhenti makan saat merasa kenyang. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa metode BLW dapat mengurangi risiko obesitas dikemudian hari. Namun perlu untuk diperhatikan apakah komposisi nutrisi seperti karbohidrat, protein, dan lemak terpenuhi dengan metode BLW. Dibutuhkan kebijakan orangtua dalam memantau perkembangan berat badan bayi dari bulan ke bulan.
Terlepas dari pro kontra metode BLW, WHO dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan suatu metode pemberian MP ASI yang disebut dengan metode responsive feeding. Penerapan metode ini menekankan peran yang seimbang antara bayi dan orangtua.Â
Berbeda dengan metode BLW, dimana peran bayi lebih dominan, maka pada metode ini orangtua harus memastikan kecukupan nutrisi pada makanan bayi. Bayi tetap dapat bereksplorasi pada jenis makanan, namun peran orangtua juga tidak dominan sehingga menghindari pemaksaan makan pada bayi.Â
Pada metode responsive feeding, bayi tetap disuapin makan dengan memperhatikan kemampuan bayi untuk makan sendiri. Orangtua memiliki target seberapa banyak bayi dapat menghabiskan makanan, sehingga kecukupan nutrisi terpenuhi. Orangtua memastikan komposisi makanan lengkap sesuai rekomendasi WHO, dan hubungan bayi dan orangtua tetap terjaga dengan baik.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengadopsi suatu tren yang berkembang, diperlukan kebijaksanaan dari orangtua. Karena suatu metode yang dianggap baik dan dipromosikan secara masif masih memiliki banyak kekurangan harus diperhatikan.Â
Metode BLW saat ini masih menimbulkan kontroversi, sehingga metode pemberian MP ASI yang dianjurkan WHO adalah responsive feeding. Responsive feeding diperkenalkan untuk memenuhi kekurangan pada BLW tanpa menghilangkan kelebihan yang dimiliki oleh BLW.
Mau tahu lebih banyak mengenai topik-topik kesehatan dan tumbuh kembang anak? Kunjungi channel Youtube: Anak Sehat dan Berkualitas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H