Mohon tunggu...
MS. Fitriansyah
MS. Fitriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa yang gagal cumlaude

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bambang Pamungkas dan Sebuah Kegagalan

18 November 2016   14:08 Diperbarui: 18 November 2016   21:59 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Pamungkas. Newsth.com

Bepe merupakan pemain yang identik dengan nomor 20. Segudang prestasi yang torehkan dengan menggunakan nomor tersebut dianggap sebagai nomor keramat oleh sebagian orang.  Layaknya angka 7 peninggalan Cristiano Ronaldo di Menchester United.

Bepe mengakhiri kiprah internasionalnya bersama timnas Indonesia saat gelaran Piala AFF 2012. Tak seperti biasanya, Bepe lebih memilih nama ‘Pamungkas’ pada jerseynya. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa Bepe akan gantung sepatu dari pentas Sepak bola internasional. 

Hal tersebut benar adanya. Bepe menuliskan sendiri pengunduran dirinya di blog pribadi bambangpamungkas20.com, tanggal 1 April 2013. Dalam artikel tersebut Bepe memang telah berniat pensiun dari timnas setelag pergelaran Piala AFF 2012. Namun waktu sajalah yang belum mengizinkannya.

Pada akhirnya saya memang harus menerima kenyataan, bahwa tidak ada satu gelar bergengsi yang mampu saya berikan untuk Indonesia. Dan oleh karena itu seperti yang pernah saya janjikan, maka di akhir artikel ini saya akan berteriak dengan lantang, jika “Saya Adalah Generasi Yang Gagal.”

Melalui tulisan ini, maka secara resmi saya menyatakan mundur dari tim nasional Indonesia.

Pernyataan di atas merupakan tulisan Bepe yang ia tulis di akhir artikel. Bila melihat kiprah Bepe bersama timnas Indonesia, memang harus diakui bahwa tak ada gelar bergengsi yang bisa ia persembahkan untuk Ibu Pertiwi. Prestasi Bepe di klub memang agak bertolak belakang ketika berseragam timnas Indonesia. Satu-satunya gelar juara yang dapat Bepe persembahkan hanyalah juara Piala Kemerdekaan. Itu pun di Tanah Air sendiri.

Pada Piala AFF 2010 terasa begitu berbeda. Manakala timnas Indonesia yang dibesut Alfred Riedl begitu superior memenangkan setiap pertandingan. Bepe ikut serta menggalang lini depan bersama penyerang kawakan Cristian Gonzalez dan Pemain berdarah Belanda Irfan Bachdim. 

Bepe turut menyumbang 2 gol ketika tendangan penaltinya gagal di bendung kiper Thailand, Shintaweechai Kosin. Walau pada akhirnya Indonesia terhenti di partai puncak karena kalah mengejutkan dari Malaysia—yang pada laga pembukaa grup, timnas Indonesia berhasil menumbangkan Malaysia dengan skor telak 5-1. Indonesia harus puas menjadi runner-upPiala AFF 2010.

Harapan Bepe kembali sirna ketika PSSI harus terpecah menjadi dua. Pemain yang berlaga di ISL menolak bergabung bersama timnas—kecuali Bambang Pamungkas dan Oktovianus Maniani yang berani bergabung. Walhasil pemain yang dipanggil untuk membela timnas di Piala AFF 2012 pun dihiasi wajah-wajah baru. Sebut saja Novan Setyo Sasongko, Cornelius Geddy, Wahyu Tri Nugroho, dan pemain naturalisasi Jhon van Beukering.

Dibawah arahan pelatih Nil Maizar, timnas Indonesia tak berhasil lolos dari grup B yang diisi tuan rumah Malaysia, Singapura dan Laos. Rentetan kegagalan tersebut menjadi pukulan bagi Bepe. Tak heran apa yang ia tulisakan memang luapan emosi karena belum bisa membanggakan bangsanya. 

Turnamen bertaraf internasional yang pernah ia ikuti semua berakhir kekecewaan. Baik bagi pribadi Bepe dan juga masyarakat Indonesia. Kegagalan tersebut menjadi setitik noda hitam di kaos putih bersih milik Bepe. Namun, Bepe tetaplah menjadi legenda sepak bola Indonesia—selalu menjadi idola berkat prestasi yang ia torehkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun