Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Taubat dari Bayangan Dosa

9 Juni 2023   22:47 Diperbarui: 9 Juni 2023   22:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosa merayap di sudut hatiku,
Seperti bayangan yang mengikuti langkahku.
Terjebak dalam belitan kegelapan,
Hati terluka, ragu, dan terhimpit penyesalan.

Seperti api yang membakar jiwa,
Dosa menghancurkan rasa bahagia.
Mengisap kehidupan yang dulu berseri,
Meninggalkan jejak luka yang terpendam di dalam diri.

Namun, taubat adalah cahaya di kegelapan,
Bagaikan sinar matahari menerobos jendela hati yang terkunci.
Dalam langkah-langkah kecil menuju kebenaran,
Menghapus dosa-dosa yang telah kau simpan.

Taubat adalah pelipur lara jiwa yang terluka,
Memberikan kesempatan untuk memulai kembali.
Seperti air yang mengalirkan kembali sungai yang kering,
Taubat membawa pemulihan dan kehidupan yang baru.

Bebas dari belenggu dosa yang mengikat,
Dalam taubat, kau temukan ketenangan dan damai.
Berkat kasih dan pengampunan-Nya yang tak terhingga,
Kau bisa bangkit dari kegelapan dan bercahaya kembali.

Jadi beranjaklah, jangan biarkan dosa merajai,
Berlari menuju taubat yang menyucikan hati.
Menatap masa depan dengan harapan dan keyakinan,
Bahwa rahmat-Nya takkan pernah berakhir dan selalu ada untukmu.

Matahari terbit di ufuk timur,
Memancarkan sinar kehidupan yang baru.
Kegelapan malam yang telah berlalu,
Kini kulihat dunia dalam warna-warna indahnya.

Seperti bunga yang mekar dengan megah,
Semangatku merekah tanpa kehadirannya lagi.
Dulu kau adalah matahariku, sumber kehangatan,
Namun kini aku tahu, semangat tak tergantung padamu.

Aku seperti burung yang terbang bebas,
Tak lagi terbelenggu oleh belenggu cintamu.
Kekuatan dan semangat mengalir dalam diriku,
Menghiasi hidupku dengan warna-warna yang baru.

Seperti ombak yang tak henti menghantam pantai,
Semangatku tak pernah padam meski kau pergi.
Aku menemukan keindahan dalam kemandirian,
Melangkah maju dengan keyakinan dan inspirasi.

Hujan yang turun seperti tanda harap,
Membasuh luka-luka yang kau tinggalkan.
Kini aku bersinar dengan cahaya pribadiku sendiri,
Tak ada lagi ketergantungan padamu, kekasih yang pergi.

Dalam diriku kini terbangun semangat yang kuat,
Menghadapi dunia dengan penuh keberanian.
Aku adalah sang pejuang tanpa belenggu,
Menemukan kehidupan yang penuh semangat tanpa dirimu.

Judul: "Semangat Merdeka: Keindahan Dalam Kemandirian"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun