Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tertusuk Duri Penyesalan: 3 Puisi tentang Pendosa dari Pendosa

9 Juni 2023   18:41 Diperbarui: 9 Juni 2023   18:43 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Tertusuk Duri Penyesalan

Di balik tirai dosa, sang pendosa menangis;
Luka terbuka, tertusuk duri penyesalan.
Seperti air mengalir dalam lautan kegelapan,
Menghapuskan jejak dosa yang merayap di hati.

Dalam kelamnya malam, dosa-dosa tersembunyi;
Berbisik dalam senyap, meminta pengampunan.
Seperti raja berhias penyesalan di atas takhta,
Menyesali kesalahan yang tak dapat terhapus.

Dalam lamunan, penyesalan tumbuh menjulang;
Menyulam harap di tengah duka yang menyiksa.
Seperti bunga terbelah di tengah musim dingin,
Menggambarkan kepedihan jiwa yang terluka.

2. Dosa yang menari di gelap malam.

Dalam gelap malam, dosa-dosa menari;
Seperti bayangan berputar dan berlari.
Menggeliat dalam langkah-langkah terhenti,
Menyanyikan lagu penyesalan yang tertiup angin.

Mereka bergandengan, merangkul kelam,
Melangkah di lorong-lorong yang tersembunyi.
Mengisi ruang dengan desahan tak terdengar,
Dalam lingkaran tak berujung, mereka menari.

Tarian yang memikat, memabukkan mata,
Namun sejuta penyesalan menyelimuti.
Seakan dunia terhenti dalam gelap dan sunyi,
Dosa-dosa menggoda, merayu jiwa yang terperangkap.

Dalam malam yang tak berujung, mereka merajut cerita,
Keindahan yang memudar, kebahagiaan yang terlupa.
Namun hati-hati, oh pendosa yang terpesona,
Dalam setiap langkah, ada akhir yang menyedihkan.

Sebab dosa yang menari tak pernah berdusta,
Mereka akan menggenggammu, merayap dalam sanubari,
Hingga kesudahannya, penyesalan yang menghantui,
Dalam gelap malam, dosa-dosa terus menari.

3. Jejak dosa dosa tersirat

Di balik sejuta langkah, jejak dosa tersirat;
Seperti bayangan lembut, tak terlihat oleh mata.
Mereka mengintip dari celah-celah waktu,
Menyelinap dalam diam, tanpa suara terdengar.

Seperti catatan kecil yang tersembunyi di hati,
Jejak-jejak dosa terukir dalam cerita gelap.
Mereka menggoda dan menggiring manusia terlena,
Menghapuskan jejak kebaikan yang pernah ada.

Dalam senyap, mereka merajut jaring-jaring penyesalan,
Menyulut api penyesalan yang membara dalam jiwa.
Tiap langkah yang diambil semakin menyulitkan,
Jejak dosa tersirat, menambah beban tak terhitung.

Namun, jangan biarkan dirimu terjebak dalam dosa,
Cari sinar pengampunan, hapuslah jejak-jejak kelam.
Bersihkan hati dari dosa-dosa yang menghantui,
Kembalilah kepada-Nya, temukan kesucian yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun