Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoicisme: Cara Menjadi Tak Tergoyahkan

3 Mei 2023   09:57 Diperbarui: 3 Mei 2023   10:04 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia yang terus berubah dan tidak stabil ini, banyak orang mencari cara untuk mempertahankan stabilitas mental dan emosional mereka. Salah satu filosofi yang telah ada selama berabad-abad dan masih relevan hingga saat ini adalah stoicisme. Dalam kesempatan ini, kita akan membahas tentang stoicisme dan cara praktiknya.

Pertama-tama, mari kita pahami apa itu stoicisme. Stoicisme adalah sebuah filosofi Yunani kuno yang dipegang oleh para stoik. Filosofi ini menekankan pentingnya menjaga keadaan batin yang tenang dan stabil. Dalam stoicisme, seseorang diharapkan untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan dan menerima hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menghadapi masalah dan keadaan yang tidak bisa kita kendalikan. Misalnya, cuaca buruk, kemacetan lalu lintas, atau bahkan pandemi yang sedang melanda saat ini. Menurut stoicisme, kita harus belajar menerima kenyataan dan tidak membuang-buang energi untuk mengeluh atau marah terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.

Namun, bukan berarti kita harus pasrah dan tidak melakukan apa-apa. Stoicisme juga mengajarkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Misalnya, bagaimana cara kita menanggapi situasi yang sulit atau bagaimana kita memperbaiki diri sendiri. Dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, kita bisa mempertahankan stabilitas emosional dan mental yang lebih baik.

Cara praktik stoicisme tidak selalu mudah, tetapi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama-tama, cobalah untuk melatih diri untuk mengenali apa yang bisa dikendalikan dan apa yang tidak bisa dikendalikan. Misalnya, ketika Anda menghadapi situasi sulit, tanyakan pada diri sendiri apakah situasi itu bisa Anda kendalikan atau tidak. Jika tidak, cobalah untuk menerima kenyataan dan fokus pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan.

Selain itu, cobalah untuk berlatih menerima ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam hidup. Stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kondisi luar atau material, tetapi pada keadaan batin yang stabil. Dengan menerima ketidakpastian dan ketidakjelasan, kita bisa belajar untuk hidup dalam keadaan batin yang lebih tenang dan stabil.

Cara lain untuk praktik stoicisme adalah dengan berlatih bersikap sopan dan menghargai orang lain. Stoicisme mengajarkan bahwa kita harus memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti kita ingin diperlakukan. Dengan bersikap sopan dan menghargai orang lain, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan orang-orang di sekitar kita.

Selain itu, stoicisme juga mengajarkan pentingnya berlatih merenung dan introspeksi. Dalam kehidupan yang serba sibuk dan penuh distraksi, seringkali kita lupa untuk merenung dan mengintrospeksi diri.

Namun, dengan merenung dan mengintrospeksi diri, kita bisa mempertajam persepsi kita tentang diri sendiri, lingkungan, dan dunia di sekitar kita. Kita juga bisa belajar untuk mengenali emosi dan pikiran kita sendiri, sehingga bisa mengendalikan reaksi kita terhadap situasi dan orang lain.

Salah satu cara untuk berlatih merenung dan introspeksi adalah dengan melakukan meditasi atau journalling. Meditasi adalah cara untuk merenung dalam keheningan dan membawa pikiran kita kembali ke titik fokus yang kita pilih. Sedangkan journalling adalah cara untuk mencatat pikiran, emosi, dan pengalaman kita dalam sebuah buku catatan. Dengan meditasi atau journalling, kita bisa merenung dan mengintrospeksi diri secara teratur, sehingga bisa meningkatkan kesadaran diri dan memperkuat keadaan batin kita.

Selain itu, stoicisme juga mengajarkan pentingnya berlatih toleransi dan keberanian. Dalam kehidupan, kita seringkali menghadapi orang atau situasi yang tidak sesuai dengan harapan atau keyakinan kita. Namun, stoicisme mengajarkan kita untuk belajar menerima perbedaan dan tidak merasa terancam oleh hal-hal yang berbeda. Dengan berlatih toleransi, kita bisa memperluas perspektif kita dan memperkuat keadaan batin kita.

Sementara itu, keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi ketakutan dan tantangan dalam hidup. Stoicisme mengajarkan bahwa keberanian bukanlah ketiadaan ketakutan, tetapi kemampuan untuk bertindak meski dalam keadaan ketakutan. Dengan berlatih keberanian, kita bisa menghadapi situasi yang sulit atau menantang dengan lebih tenang dan stabil.

Dalam praktik stoicisme, penting juga untuk berlatih rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan dan lingkungan sekitar. Stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada keadaan luar, tetapi pada cara kita menghargai dan merayakan kehidupan yang kita miliki. Dengan berlatih rasa syukur dan apresiasi, kita bisa memperkuat keadaan batin kita dan menciptakan kebahagiaan yang lebih tahan lama.

Ada beberapa tokoh stoik yang terkenal, seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Karya-karya mereka, seperti Letters from a Stoic, The Enchiridion, dan Meditations, masih banyak dibaca dan dihargai hingga saat ini. Dalam karya-karya ini, mereka membahas tentang berbagai aspek stoicisme, seperti menerima kenyataan, berlatih toleransi, dan merenung dan mengintrospeksi diri.

Akhir kata, stoicisme adalah sebuah filosofi yang sangat relevan dalam kehidupan modern ini. Dalam dunia yang terus berubah dan tidak stabil, stoicisme mengajarkan kita untuk mempertahankan keadaan batin yang tenang dan stabil, fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, menerima ketidakpastian dan ketidakjelasan, bersikap sopan dan menghargai orang lain, dan mencari kebahagiaan yang sejati dari dalam diri kita sendiri.

Dalam praktik stoicisme, kita bisa belajar untuk mengendalikan emosi dan pikiran kita, berlatih toleransi dan keberanian, merenung dan mengintrospeksi diri, serta berlatih rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan.

Namun, seperti halnya filosofi atau ajaran lainnya, stoicisme juga bukanlah sesuatu yang bisa kita pelajari dan terapkan secara instan. Stoicisme adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan waktu dan kesabaran untuk berlatih dan memperdalam pemahaman kita tentang diri dan dunia di sekitar kita. Oleh karena itu, penting untuk bersabar dan konsisten dalam berlatih stoicisme.

Ada beberapa tips yang bisa membantu kita dalam berlatih stoicisme, seperti:

  1. Membaca dan mempelajari karya-karya tokoh stoik, seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Karya-karya ini bisa menjadi inspirasi dan panduan dalam berlatih stoicisme.
  2. Berlatih meditasi atau journalling secara teratur untuk merenung dan mengintrospeksi diri. Dengan berlatih meditasi atau journalling, kita bisa meningkatkan kesadaran diri dan memperkuat keadaan batin kita.
  3. Berlatih toleransi dan keberanian dalam kehidupan sehari-hari. Cobalah untuk menerima perbedaan dan tidak merasa terancam oleh hal-hal yang berbeda. Selain itu, berlatih keberanian dalam menghadapi ketakutan dan tantangan dalam hidup.
  4. Berlatih rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan dan lingkungan sekitar. Cobalah untuk menghargai dan merayakan kehidupan yang kita miliki, dan mencari kebahagiaan yang sejati dari dalam diri kita sendiri.
  5. Bergabung dengan komunitas atau kelompok stoik untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman dalam berlatih stoicisme. Dengan bergabung dengan komunitas atau kelompok stoik, kita bisa mendapatkan dukungan dan inspirasi dari sesama praktisi stoicisme.

Dalam kesimpulan, stoicisme adalah sebuah filosofi yang sangat relevan dalam kehidupan modern ini. Dalam dunia yang terus berubah dan tidak stabil, stoicisme mengajarkan kita untuk mempertahankan keadaan batin yang tenang dan stabil, fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, menerima ketidakpastian dan ketidakjelasan, bersikap sopan dan menghargai orang lain, dan mencari kebahagiaan yang sejati dari dalam diri kita sendiri.

Dalam praktik stoicisme, kita bisa belajar untuk mengendalikan emosi dan pikiran kita, berlatih toleransi dan keberanian, merenung dan mengintrospeksi diri, serta berlatih rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan. Oleh karena itu, stoicisme bisa menjadi sebuah jalan untuk menciptakan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun