Mohon tunggu...
Joni Iskandar
Joni Iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - Muda, Melankolis & Senyap

Sedang berburu dejavu yang berserakan di muka bumi | Institut Tazkia | PP Al-Ittifaqiah

Selanjutnya

Tutup

Money

Latah Pancasilais

1 Juni 2017   13:40 Diperbarui: 1 Juni 2017   13:45 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen peringatan merupakan alarm bagi manusia, sebagai makhluk yang cenderung lupa. Sebagaimana arti manusia dalam bahasa Arab 'Insan' yang masih satu akar kata dengan kata nisyan yang bermakna lupa. Hari lahir Pancasila sebagai salah satu momen penting, harus diperingati agar warga negara Indonesia terus mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari. Tentu bukan sekedar mengenang lewat jargon "saya PANCASILAIS" saja. Namun juga disertai dengan penerapan nilai nilai yang terkandung di dalamnya.

Sejarah Pancasila adalah simpul kesepahaman masyarakat Indonesia. Hasil pergulatan antar ideologi menjelang kemerdekaan. Dengan segala macam dialektika yang muncul, lahirlah pancasila sebagai kesepakatan bersama dalam memayungi keberagaman adat istiadat, suku dan agama yang ada di Indonesia.

Sejak saat itu, Pancasila didaulat sebagai dasar dasar negara dan falsafah bangsa. Tiap tiap butirnya diambil dari saripati kehidupan masyarakat Indonesia yang berbeda beda namun bersedia melebur dalam satu bangsa. Bhinneka tunggal Ika. Filosofi yang mempersatukan perbedaan bukan dalam bentuk penyeragaman. Sehingga saat itu, Pancasila sudah dianggap final sebagai payung bernegara.

Konsekwensi Pancasila sebagai dasar negara juga menjadikannya sebagai rujukan hukum dalam menjalankan roda pemerintahan. Apa apa yang berkaitan dengan kehidupan bangsa Indonesia harus sesuai dengan Pancasila. Pancasilais bermakna mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pertanyaannya, apakah pemahaman kita terhadap Pancasila sudah bulat dalam menghadapi segala persoalan bangsa yang muncul hari ini.

Akhir akhir ini, perdebatan antara agama dan negara kembali mencuat. Lalu, Bagaimana menafsirkan sila pertama dalam menghadapi keberagaman agama di Indonesia? Kenapa orang yang mengaku sama sama pancasilais bisa berseberangan dalam pengamalannya? Misal gerakan nyala 1000 lilin dan gerakan 1000 obor dengan sentimen kepentingan yang berbeda antarsatu sama lain.

Bagaimana pengamalan nilai Pancasila dalam sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya? Karena pengakuan Pancasila sebagai falsafah negara harus mengaktualisasi dalam kehidupan sehari hari.

Bagaimana cara kita mengamalkan Pancasila ketika berhadapan dengan modal asing, penguasaan sumber daya alam, dan kepentingan global. Karena dalam Pancasila ada pesan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Persoalannya, pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan pemerintah hari ini hampir selalu menyertakan modal dan pihak asing dengan dalih memacu pertumbuhan ekonomi. Entah kenapa yang dimaksud dengan pertumbuhan selalu sejalan denga kesenjangan pendapatan dan lepasnya warga pribumi dari mata pencaharian mereka.

Lalu apakah makna dari pancasilais itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun