Kalau Ulama dekat dengan Pendeta mereka bilang liberal..
Kalau Ulama mereka dekat dengan Pendeta mereka bilang Ulama Cinta Damai.
Kalau Ulama NU dekat dengan pengusaha mereka bilang Ulama Duniawi.
Kalau Ulama Mereka dekat dengan Pengusaha mereka bilang strategi dakwah.
Kalau Ulama NU bertemu dengan pengusaha mereka bilang Ulama suu. Penghamba rezim dholim.
Kalau Ulama Mereka bertemu dengan pengusaha mereka bilang Ulama harus berbaik sangka dengan Umaro.
Kalau situs NU salah ngutip berita mereka bilang dasar tukang dusta.
Kalo situs mereka tiap hari sebar hoax, fitnah dan dusta mereka bilang itu dakwah dalam dunia Islam.
Kalau NU Memaafkan Ahok yang di dzalimi mereka bilang mereka sebut NU kaum munafiq.Â
Tapi kalau mereka merangkul Hary Tanoe itu disebut membela orang yang dianiaya.
Kalau NU Membela Sejumlah qaul penafsiran ayat 51 qs almaidah mereka sebut itu pemerkosaan ayat untuk bela kafir sang penista agama.
Tapi kalo mereka sendiri mempeejual belikan ayat untuk kepentingan korupsi dan politisasi agama itu disebutnya  jihad bela islam bukan penista islam.
Kalau NU dapat bantuan dari Pemerintah itu disebut NU Jual diri ke penguasa.
Tapi kalau mereka meminta-minta proyek atau bansos ratusan milyar di APBN/APBD tiap tahun itu dissebutnya bantuan pemerintah untuk untuk perjuangan umat islam.
Kalau NU dukung pembubaran HTI  NU disebut mendukung rezim otoriter  anti demokrasi anti islam.Â
Tapi kalau mereka memberontak  NKRI menyebut pacasila thagut serta sirik  itu disebutnya menegakan syariat islam.Â
Kalo NU mengutuk terorisme itu disebutnya pengalihan isu.Â
Kalo ada teroris ditembak mati itu disebut pelanggaran HAM dan memuduhi islam.
Tapi kalo mereka sendiri bikin teror  kemasyarakat hingga mengancam kehidupan bangsa maka itu disebut amar makruf nahi mungkar.
Kalo ada seorang Ulama wafat disebut mati tidak wajar  atau suul khatimah .
Tapi kalo teroris mati itu disebutnya jasad bau wangi.
Inikah gambaran haq disebut batik dan yang batil disebut haq..?
Wes angel-angel serba salah.. bahasa ngeblog
Jangan biarkan Ulama NU kita dibully, menghina online oleh kaum kadrun yang haus kekuasaan sesaat.
Save Ulama NU..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H