Badra masih tertawa sambil mengacung-acungkan jarinya menunjuk Pak Dudung. Rahang lelaki tua itu mengeras menahan amarah.
Sementara sayup-sayup ayam jantan berkokok di kejauhan.
***
Suatu malam yang panas tujuh tahun lalu Badra menginjak sisa puntung rokok terakhir di beranda rumah gubuknya. Suara engsel pintu berkeriut ketika seorang lelaki separuh baya keluar dari dalam bilik.
Badra tak menoleh saat lelaki itu berdiri di depan pintu sambil mengancingkan celananya.
Saat lelaki itu berlalu di kegelapan malam, masih terdengar isak tangis seorang wanita dari dalam bilik.
Sejak saat itulah Wanti mengandung. Pernikahannya dengan Badra yang telah berlangsung lima tahun tak membuahkan anak. Meskipun Badra membenci sejak bayi itu hadir di rahim istrinya, dia tetap membiarkan bayi itu lahir. Mereka memberinya nama Obi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H