Setelah di babak 32 besar yang lalu  pasangan ganda putra Korea Choi Solgyu/Seo Seung Jae berhasil mengubur asa ganda nomor satu dunia sekaligus unggulan 1 turnamen asal Indonesia Kevin Sanjaya/Marcus Gideon untuk meraih titel juara dunia pertamanya dengan rubber game.Â
Di babak perempat final pasangan Korea ini datang dengan motivasi dan tingkat kepercayaan diri yang tentu saja tinggi untuk menantang kembali pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Rian Ardianto.Â
Berkaca pada tiga turnamen terakhir yang diikuti oleh Fajar/Rian, para pecinta bulutangkis Indonesia  rasanya wajar jika merasa cemas dengan kemampuan yang akan ditampilkan oleh pasangan ini dalam menghadapi serangan-serangan ganda Korea.
Angka statistik pun tidak berpihak kepada Fajar/Rian. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di Australia open Mei tahun ini dengan kemenangan Choi/Seo melalui pertarungan  rubber set.
Fajar/Rian sendiri datang ke kejuaraan dunia tanpa target yang muluk-muluk. Ganda putra Cipayung yang juga digadang-gadang sebagai penerus kejayaan ganda putra Indonesia setelah era Minion berakhir dua atau mungkin tiga tahun kedepan ini setidaknya hanya ingin memikirkan pertandingan satu demi satu daripada harus terbebani dengan target tertentu.
Memulai pertandingan di set pertama dengan cukup baik, Fajar/Rian akhirnya menutup set pertama dengan skor meyakinkan 21-13. Memasuki set kedua, ganda Korea mulai meningkatkan inisiatif serangan hingga berhasil unggul 2-5 dan 9-11 di interval set kedua. Namun, lagi-lagi fajar/Rian menolak untuk melepas begitu saja game ini.Â
Punya pertahanan yang sangat rapat, rotasi yang baik, dan mengurangi kesalahan sendiri membuat ganda Korea kewalahan dalam menyerang sehingga sesekali Fajar/Rian mampu melakukan serangan balik yang mematikan.
Sempat menyamakan skor di angka 17-17, namun setelah itu ganda nomor dua Cipayung ini melenggang mulus untuk merebut kemenangan set kedua sekaligus memastikan diri melaju ke semifinal menghadapi seniornya yang juga dari Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Fajar/Rian mungkin belum berhasil meraih prestasi sebanyak Minion, penampilan mereka pun masih terkesan tidak konsisten. Namun, melihat penampilan mereka saat menaklukkan Choi/Seo dengan straight game.Â
Tidak berlebihan rasanya jika kita mengatakan "inilah permainan terbaik mereka, inilah kemampuan yang harusnya mereka tampilkan disetiap pertandingan." Fajar/Rian benar-benar siap menerima servis flick dari pasangan Korea yang kemarin justru menjadi salah satu kunci yang menyulitkan Minion.
Fajar/Rian masih cukup muda. Semoga dengan menembus Semifinal kejuaraan dunia kali ini membuat mereka semakin percaya diri dalam setiap turnamen yang akan datang. Dan meskipun lawannya di semifinal adalah salah satu legenda bulutangkis yang dimiliki Indonesia, mereka pantang untuk merasa gentar.Â