Mohon tunggu...
Muhamad Purnomo
Muhamad Purnomo Mohon Tunggu... -

Menyibukan diri dalam kebaikan. senantiasa bersyukur dan bertawakal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memaknai Cinta

23 April 2013   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:43 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta mengandung 3 unsur yang harus terintegrasi. Gagasan, emosi, tindakan. Jangan pernah memisahkan diantara ketiganya. Karena akan melahirkan kecacatan Cinta. Sebagian besar manusia hanya mengambil makna cinta yang ke 2 yaitu emosi dan mengabaikan makna yang lain. Padahal cinta membutuhkan gagasan untuk diberikan kepada yang dicintai supaya kualitas pribadi semakin meningkat. Cinta juga butuh emosi agar benar-benar saling memahami karena emosi bersumber dari hati. Kedua unsure tersebut tidak akan pernah menghasilkan perubahan tanpa adanya unsure yang ke-3 yaitu tindakan. Tindakan yang didasarkan atas gagasan dan emosi, hingga lengkaplah pengamalan cinta untuk yang tercinta.

Para remaja yang sedang dimabuk cinta memaknai cinta hanya dengan unsure yang ke-2. Emosi. Akhirnya mereka hanya terlena dengan ucapan-ucapan hampa yang keluar dari bibir mereka. Tidak ada gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup. Mereka hanya saling terpesona dengan kalimat-kalimat mesra yang keluar dari hatinya. Tanpa adanya tindakan nyata untuk menghasilkan karya demi kebaikan hidup mereka.

Cinta yang dimaknai sebatas emosi adalah cinta yang cacat. Meskipun saya mengakui cinta tersebut juga bersumber dari hati. Akan tetati tanpa adanya gagasan dan tindakan tentu tidak akan member perubahan. Padahal cinta menuntut perubahan. Perubahan menjadi pribadi yang lebih baik. Perubahan menuju kualitas hidup yang unggul. Maka mencintailah dengan makna cinta yang hakiki. Jangan terlalu ringan mengucap “aku mencintai kamu”. Kalimat tersebut mengandung konsekuensi yang sangat besar. Kalimat tersebut mempertaruhkan kepribadian mu.

Biarkan cintamu bersemi dalam hati dan terjaga dalam diam. Seperti cinta yang pernah terasa diantara Ali bin Abu Thalib dan Fatimah binti Muhammad. Cinta yang bersemi dalam hati, terjaga dalam diam, dan abadi sampai akhir hayat. Wallahua’lam.

by: @muhamad_purnomo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun