Kisah heroik lainnya di masa Khalifah al-Mu'tashim Billah, Khalifah Bani Abbasiyah. Beliau pernah mengerahkan pasukan perang untuk menaklukan Kota Amurriyah. Pada penyerangan itu sekitar 3.000 tentara Romawi tewas terbunuh dan sekitar 30.000 menjadi tawanan. Di antara faktor yang mendorong penaklukan kota ini adalah karena adanya seorang wanita dari sebuah kota pesisir yang ditawan di sana. Ia berseru, "Wahai Muhammad, wahai Mu'tashim!" Setelah berhasil menyelamatkan wanita tersebut al-Mu'tashim mengatakan, "Kupenuhi seruanmu, wahai wanita!". Sungguh mengagumkan.
Kehebatan dan keberanian sosok pemimpin diatas dilatarbelakangi penerapan sistem Islam secara sempurna dalam institusi negara. Bukan sistem sekuler yang jelas-jelas zalim. Pembelaan tersebut adalah wujud negara memuliakan kehormatan wanita. Sistem islam yang hukum-hukumnya berasal dari Allah memberikan rasa aman dan adil secara penuh. Tidak sedikit pun dibiarkan kezhaliman menimpa kaum muslimah, ataupun umat manusia lainnya. Tidak pula melakukan diskriminasi terhadap berbagai umat beragama dibawah sistem Islam. Sebab Islam telah menggariskan seorang khalifah sebagai junnah, pelindung rakyatnya.Â
"Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)Â
Akankah kita memiliki lagi junnah tersebut?Â
*Tulisan ini telah ditayangkan di Indonesiainside.id, 1 Maret 2021
https://indonesiainside.id/headline/2021/03/01/pahitnya-berhijab-di-negeri-sekuler
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H